MATERI TAMBAHAN GEOGRAFI
POTENSI SUMBER DAYA ALAM DAN PERSEBARANNYA
1.PENGERTIAN SUMBER DAYA ALAM
Sumber daya alam adalah semua kekayaan berupa benda mati maupun benda hidup yang berapa di bumi dan dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia.
1.PENGERTIAN SUMBER DAYA ALAM
Sumber daya alam adalah semua kekayaan berupa benda mati maupun benda hidup yang berapa di bumi dan dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia.
2.PENGGOLONGAN SUMBER DAYA ALAM
Ada beberapa macam sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan dengan berbagai cara. SDA dapat diklasifikasikan menurut beberapa hal. berdasarkan bentuk yang dimanfaatkan, SDA dapat diklasifikasikan sebagai berikut.
a. SDA Materi, yaitu bila yang dimanfaatkan adalah materi sumber daya alam tersebut. contoh : siderit, limonit dapat dilebur jadi besi/ baja
b. SDA Hayati, ialah SDA yang berbentuk makhluk hidup, yaitu hewan dan tumbuhan. SDA tumbuhan disebut SDA Nabati dan hewan disebut SDA Hewani.
c. SDA Energi, yaitu bila barang yang dimanfaatkan manusia adalah energi yang terkandung dalam SDA tersebut.
d. SDA Ruang, adalah ruang atau tempat yang diperlukan manusia dalam hidupnya.
e. SDA Waktu, sebagai sumber daya alam, waktu tidak berdiri sendiri melainkan terikat dengan pemanfaatan sumber daya alam lainnya.
Berdasarkan Pembentukan
a. SUMBER DAYA ALAM YANG DAPAT DIPERBARUI
Disebut demikian, karena alam mampu mengadakan pembentukan baru dalam waktu relatif cepat, secara reproduksi atau siklus.
1) perbaruan dengan reproduksi. Hal ini terjadi pada sumber daya alam Hayati, karena hewan dan tumbuhan dapat berkembang biak sehingga jumlahnya selalu bertambah.
2) Perbaruan dengan adanya siklus. beberapa SDA ,misalnya air dan udara terjadi dalam proses yang melingkar membentuk siklus.
b. SUMBER DAYA ALAM YANG TIDAK DAPAT DIPERBARUI
SDA ini terdapat dalam jumlah relatif statis karena tidak ada penambahan atau waktu pembentukan yang lama.
Contoh : bahan mineral, batu bara dll. berdasarkan daya pakai dan nilai konsumtifnya, SDA ini dibagi 2, yaitu:
1) SDA YANG TIDAK CEPAT HABIS. Karena nilai konsumtifnya kecil.
2) SDA YANG CEPAT HABIS. karena nilai konsumtif barang tersebut relatif tinggi.
MENURUT CARA TERBENTUKNYA BAHAN GALIAN DIBAGI MENJADI
1. bahan galian magmatik
2. bahan galian pegmatit
3. bahan galian hasil pengendapan
4. bahan galian hasil pengayaan sekunder
5. bahan galian hasil metamorfosis kontak
6. bahan galian termal
BAHAN GALIAN MENURUT KEPENTINGAN BAGI NEGARA
1. GOLONGAN A, golongan bahan galian strategis
2. GOLONGAN B, golongan bahan galian vital
3. GOLONGAN C, bahan galian yang tidak termasuk ke dalam golongan A atau B
BAB II
JENIS-JENIS DAN PERSEBARAN
A. JENIS-JENIS DAN PERSEBARAN SUMBER DAYA ALAM
1. Sumber Daya Alam Hayati.
Sumber daya alam hayati terdiri dari sumber daya alam hewani dan nabati. Sumber daya sedimen tersebar di darat dan laut atau perairan.
a. Sumber Daya Alam Nabati
Indonesia adalah Negara yang kaya akan sumber daya alamnya. Dianugerahi tanah yang subur sehingga tumbuhan dapat tumbuh dengan sempurna di wilayah Indonesia. Wilayah flora di indonesia meliputi Hutan Tropis, Hutan Musim, Stepa, dan Sabana.
b. Sumber Daya Alam Hewani
Pada umumnya wilayah persebaran fauna di Indonesia dibagi 3 wilayah yaitu, wilayah Indonesia Bagian Barat, Indonesia Bagian Tengah, dan Indonesia Bagian Timur. Ketiganya dibatasi oleh garis Wallace dan garis Weber. Bagian barat lebih cenderung mengikuti ragam hewan Asia, sedangkan bagian timur mengikuti ragam hewan Australia. Ciri-ciri khusus hewan Indonesia terdapat pada wilayah bagian tengah.
2. Persebaran Hasil Tambang
a. Minyak bumi
Minyak bumi berasal dari mikroplankton yang terdapat di danau-danau, teluk-teluk, rawa-rawa dan laut-laut dangkal. Sesudah mati mikroplankton berjatuhan dan mengendap di dasar laut kemudian bercampur dengan sedimen. Akibat tekanan lapisan-lapisan atas dan pengaruh panas magma, dan terjadilah proses destilasi hingga terjadi minyak bumi kasar. Daerah-daerah penghasil minyak bumi di Indonesia adalah sebagai berikut :
• Pulau Jawa : Cepu, Cirebon dan Wonokromo.
• Pulau Sumatera : Palembang dan Jambi.
• Pulau Kalimantan : Pulau Tarakan, Pulau Bunyu dan Kutai.
• Pulau Irian : Sorong.
b. Gas alam
Gas alam merupakan campuran beberapa hidrokarbon dengan kadar karbon kecil yang digunakan sebagai bahan baker. Ada dua macam gas alam cair yang diperdagangkan, yaitu LNG ( liquefied natural gas ) dan LPG ( liquefied petroleum gas).
c. Batu bara
Batu bara terbentuk dari tumbuhan yang tertimbun hingga berada dalam lapisan batu-batuan sediment yang lain. Proses pembentukan batu bara disebut juga inkolent yang terbagi menjadi dua, yaitu prose biokimia dan proses metamorfosis. Daerah tambang batu bara di Indonesia adalah sebgai berikut :
• Ombilin dekat Sawahlunto ( Sumatera Barat )
• Bukit Asam dekat Tanjung Enin ( Palembang )
• Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan ( Pulau Laut / Sebuku )
• Jambi, Riau, Aceh dan Papua.
d. Tanah liat
Merupakan tanah yang mengandung lempung, banyak terdapat di dataran rendah di Pulau Jawa dan Pulau Sumatera.
e. Kaolin
Terbentuk dari pelapukan batu-batuan granit. Banyak terdapat di daerah sekitar pegunungan di Pulau Sumatera
f. Gamping
Batu kapur terbentuk dari pelapukan sarang binatang karang. Banyak terdapat di Pegunungan Seribu dan Pegunungan Kendeng.
g. Pasir kuarsa
Merupakan pelapukan batu-batuan yang hanyut lalu mengendap di daerah sekitar sungai, pantai dan danau. Banyak terdapat di Banda Aceh, Bangka, Belitung dan Bengkulu.
h. Pasir besi
Merupakan batuan pasir yang banyak mengandung zat besinya. Terdapat di Pantai Cilacap, Jawa Tengah.
i. Marmer atau batu pualam
Merupakan batu kapur yang telah berubah bentuk dan rupanya. Banyak terdapat di Trenggalek, Jawa Timur, dan daerah Bayat ( Jawa Tengah )
j. Batu akik
Merupakan batuan atau mineral yang cukup keras dan berwarna. Terdapat di daerah pegunungan dan sekitar aliran sungai.
k. Bauksit
Banyak terdapat di Pulau Bintan dan Riau.
l. Timah
Daerah penghasil timah di Indonesia adalah Pulau Bangka, Belitung dan Singkep.
m. Nikel
Terdapat di sekitar Danau Matana, Danau Towuti dan di Kolaka.
n. Tembaga
Terdapat di Tirtomoyo, Wonogiri ( Jawa Tengah ), Muara Simpeng ( Sulawesi ) dan Tembagapura ( Papua ).
o. Emas dan perak
Merupakan logam mulia. Terdapat di Tembagapura, Batu hijau, Tasikmalaya, Simau, Logos, Meulaboh.
p. Belerang
Terdapat di kawasan Gunung Telaga Bodas ( Garut ) dan di kawah gunung berapi, seperti di Dieng ( Jawa Tengah ).
q. Mangan
Terdapat di Kliripan ( Yogyakarta ), Pulau Doi ( Halmahera ) dan Karang nunggal.
r. Fosfat
Terdapat di Cirebon, Gunung Ijen, dan Banyumas.
s. Besi
Besi baja adalah besi yang kandungannya atau campuran karbonnya rendah.
t. Mika
Terdapat di Pulau Peleng, Kepulauan Banggay di Maluku.
u. Tras
Terdapat di Pegunungan Muria ( Jawa Tengah ).
v. Intan
Terdapat di Martapura ( Kalimantan Selatan ).
BAB III
PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN
A. PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM
Sumber daya alam perlu dilestarikan supaya dapat mendukung kehidupan makhluk hidup. Bila sumber daya alam rusak atau musnah kehidupan bisa terganggu. Berikut ini adalah beberapa hal yang dapat diusahakan untuk menjaga kelestarian sumber daya alam :
1. Berdasarkan prinsip berwawasan lingkungan dan berkesinambungan
a. penghijauan dan reboisasi
b. sengkedan
c. pengembangan daerah aliran sungai
d. pengelolaan air limbah
e. penertiban pembuangan sampah
2. Berdasarkan prinsip mengurangi
Dalam mengambil sumber daya alam sebaiknya jangan diambil semuanya, tetapi berprinsip mengurangi saja. Pengambilan yang dihabiskan akan merusak lingkungan dan mengganggu ekosistem lingkungan.
3. berdasarkan prinsip daur ulang
proses daur ulang adalah pengolahan kembali suatu massa atau bahan-bahan bekas dalam bentuk sampah kering yang tidak mempunyai nilai ekonomi menjadi barang yang berguna bagi kehidupan manusia.
Ada 2 sistem pengelolaan sampah yaitu system pengelolaan formal dan informal
1. System pengelolaan formal
Yakni pengumpulan pengangkutan dan pembuangan yang dilakukan oleh aparat setempat misalnya Dinas Kebersihan dan Pertanaman
2. System pengelolaan informal
Yakni aktifitas yang dilakukan oleh dorongan kebutuhan untuk hidup dari sebagian masyarakat. Secara tidak sadar mereka berperan serta dalam kebersihan kota dan mereka sebenarnya juga merupakan pendekar lingkungan.
B. FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KERUSAKAN SDA
1. Di bidang pertanian dan perikanan
a. Penggundulan hutan mengakibatkan lahan yang ditinggalkan menjadi kurang subur dan ditumbuhi alang-alang
b. Pemberian pupuk dan penyemprotan hama yang berlebihan akan mengakibatkan timbulnya hama jenis baru yang tebal terhadap zat kimia tersebut
c. Penangkapan ikan yang salah mengakibatkan berkurangnya jenis-jenis ikan tertentu di daerah perairan
2. Di bidang Teknologi dan industri
Penggunaan teknologi yang kurang tepat dan tidak sesuai yang akan menyebabkan sesuatu yang buruk
3. Pencemaran
a. Udara
Hasil limbah industri berupa gas karbon monoksida, karbon dioksida, belerang dioksida, dan lainnya
b. Suara
Pencemaran suara oleh bisingnya suara mobil, pesawat, kereta api, jet udara.
c. Air
Pencemaran sisa-sisa industri secara sembarangan bisa mencemarkan air laut. Busa sabun tidak dapat diserap oleh tanah.
4. Banjir
Sering terjadi saat musim hujan ketika curah hujan tinggi.
Faktor-faktor yang menyebabkan antara lain:
1. Penggundulan hutan
2. membuang sampah sembarangan
3. Tertutupnya tanah perkotaan dengan beton dan aspal
4. rusaknya tanggul sungai
5. Gunung meletus
Penyebab :
1. lava dan lahar panas
2. Lahar dingin
3. debu-debu gunung api
4. sumber air jadi kering
5. gunung meletus dahsyat menyebabkan matinya flora-fauna
6. Gempa Bumi Gerakan kulit bumi sebagai tenaga endogen menyebabkan kerusakan pada jalan raya, permukaan bumi, gelombang tsunami
7. Angin topan
Adalah angin yang berhembus dengan kecepatan yang sangat kuat. Apabila disertai dengan hujan disebut badai, dapat menyebabkan kerusakan antara lain, rumah-rumah, bangunan rumah tembok, jatuhnya helikopter, rusaknya areal hutan, menggulingkan kereta api, dan dapat menimbulkan ombak yang besar
8. Musim kemarau Apabila terik dan dalam waktu yang lama dapat menyebabkan kerusakan.
C. HAMBATAN PEMANFAATAN SDA
Dikarenakan Indonesia masih merupakan Negara berkembang, Indonesia masih mengalami berbagai macam hambatan-hambatan dalam proses pengelolaan dan pemanfaatan Sumber Daya Alam. Terutama dalam segi kesiapan Sumber Daya Manusia Indonesia yang masih kurang.
Berikut ini adalah hambatan-hambatan umum yang dihadapi Indonesia dalam pengelolaan dan pemanfaatan Sumber Daya Alam.
1. Kurangnya tenaga ahli dalam bidang Sumber Daya Alam.
2. Mahalnya sarana dan prasarana untuk pengolahan SDA.
3. Kerjasama dengan perusahaan asing yang merugikan.
4. Transportasi ke daerah SDA terbatas mengingat Indonesia merupakan kepulauan.
5. SDM yang belum memenuhi kualifikasi.
D. UPAYA MENGATASI KERUSAKAN SDA
1. Di bidang pertanian dan perikanan
a. Mengurangi penggundulan hutan dan reboisasi
b. Pembuatan sengkedan
c. Penyuluhan kepada masyarakat
d. Mengurangi penyemprotan hama yang berlebihan
e. Melakukan penangkapan ikan dengan benar
2. Di bidang Teknologi
a. Menggunakan teknologi dengan baik dan benar
b. Mendatangkan tenaga ahli dan teknologi asing
c. Pendidikan tingkat Diploma dan Sarjana untuk memenuhi kebutuhan SDM.
d. Bekerja sama dengan Negara lain dalam pengolahan SDA
3. Dalam Pencemaran
a. Membuat saluran pembuangan limbah udara dan air sehingga tidak mengganggu keseimbangan alam
b. Pengurangan penggunaan zat kimia berbahaya
c. Penyuluhan kepada masyarakat
d. Mencegah penggundulan hutan
e. Memperbaiki kerusakan tanggul dan mereboisasi hutan yang gundul
E. UPAYA PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM
Dalam memanfaatkan sumber daya alam, manusia perlu berdasar pada prinsip ekoefisiensi. Artinya tidak merusak ekosistem, pengambilan secara efisien dalam memikirkan kelanjutan SDM. Pembangunan yang berkelanjutan bertujuan pada terwujudnya keberadaan sumber daya alam untuk mendukung kesejahteraan manusia. Maka prioritas utama pengelolaan adalah upaya pelestarian lingkungan
1. Pemanfaatan SDA Nabati
1.Dimanfaatkan sebagai sumber daya pangan seperti padi, jagung, ubi dan sebagainya
2.Dimanfaatkan sebagai sumber sandang seperti serat haramay
3.Beberapa jenis tanaman dapat dimanfaatkan sebagai minyak atsiri seperti kayu putih, sereh, kenanga, cengkeh
4.Dimanfaatkan sebagai tanaman hias seperti anggrek
5.Dimanfaatkan sebagai bahan baku mebel seperti meranti, rotan, bambu
6.Dimanfaatkan sebagai bahan obat-obatan kencur, jahe, kunyit
7.Dimanfaatkan sebagai keperluan industri
2. Pemanfaatan SDA Hewani
1.Dimanfaatkan sebagai sumber daya pangan seperti daging sapi, daging kambing
2.Dimanfaatkan sebagai sumber kerajinan tangan seperti lokan, dirangkai menjadi perhiasan
3.Dimanfaatkan untuk meningkatkan nilai budaya manusia dan nilai kehidupan, seperti bentuk kapal selam diadopsi dari cara ikan menyelam, bentuk pesawat dari bentuk burung
3. Pemanfaatan SDA Barang Tambang
Usaha pemanfaatan pertambangan dan bahan galian dalam pembangunan Indonesia adalah sebagai berikut:
a. Sebagai pemenuh kebutuhan SDA barang tambang dan galian dalam negeri.
b. Menambah pendapatan negara karena barang tambang dapat diekspor keluar negeri
c. Memperluas lapangan kerja
d. Memajukan bidang transportasi dan komunikasi
e. Memajukan industri dalam negeri
Adapun upaya dalam pembangunan berkelanjutan sebagai berikut:
a. menyatukan presepsi tentang pelestarian atau konservasi biosfer
b. menggunakan SDA secara efisien dan tidak membahayakan biosfer
c. melanjutkan dan mengamankan penggunaan SDA
d. mengembangkan dan menerapkan teknologi maju untuk mendukung pengelolaan dan pengembangan lingkungan
e. mendukung program ekonomi baru yang memiliki strategi berkelanjutan dalam pengelolaan dan pengembangan lingkungan
BAB 3
1. Pengertian Lingkungan Hidup
Menurut Otto Sumarwoto (1989) Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya yang memengaruhi kelangsungan hidup dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya.
Lingkungan tempat tinggal kita merupakan contoh yang paling mudah kita amati. Di dalamnya antara lain ada burung, kucing, ayam, kupu-kupu bahkan cacing atau belatung terdapat di sekitar kita bukan?
Secara umum lingkungan hidup dapat di bagi 2, yaitu sebagai berikut:
1.Lingkungan Biotik
Lingkungan biotik (lingkungan organik) merupakan komponen makhluk hidup yang menghuni planet bumi, terdiri atas mikroorganisme, seperti bakteri dan virus, tumbuhan, hewan, dan manusia.
Secara khusus, lingkungan biotik diklasifikasikan menjadi:
1) produsen, dalam hal ini tumbuhan yang memproduksi sumber bahan makanan bagi makhluk hidup lainnya;
2) konsumen, yaitu hewan serta manusia; dan
3) pengurai, yang merupakan mikroorganisme yang merombak dan menghancurkan sisa-sisa organisme yang telah mati. Termasuk ke dalam kelompok pengurai adalah jamur, bakteri, dan cacing tanah.
2. Lingkungan Abiotik
Lingkungan abiotik adalah segala kondisi yang terdapat di sekitar makhluk hidup yang bukan organisme hidup, antara lain adalah batuan, tanah, mineral dan sinar matahari, lingkungan ini disebut juga lingkungan anorganik. Lingkungan abiotik merupakan kondisi yang terdapat di sekeliling makhluk hidup berupa benda mati (unsur anorganik), seperti batuan, tanah, mineral, dan udara. Lingkungan abiotik dinamakan juga lingkungan anorganik.
Dalam sudut pandang ekologi manusia, yaitu ilmu yang mempelajari dan menganalisis hubungan timbal balik (interaksi dan interelasi) antara manusia dan lingkungannya, unsur lingkungan hidup itu dibedakan atas tiga kelompok utama, yaitu lingkungan alam (lingkungan fisik), sosial, dan budaya.
1) Lingkungan alam merupakan kondisi alamiah suatu wilayah yang meliputi kondisi iklim, tanah, fisiografi, dan batuan.
2) Lingkungan sosial adalah manusia dengan semua aktivitas dan karakternya, baik sebagai individu atau pribadi maupun makhluk sosial.
3) Lingkungan budaya adalah benda-benda hasil daya cipta manusia, seperti bangunan, karya seni, sistem kepercayaan, dan tatanan kelembagaan sosial.
Dalam kenyataan sehari-hari, ketiga unsur lingkungan hidup tersebut tidak berdiri sendiri, akan tetapi memiliki keterkaitan dalam bentuk interaksi dan interelasi antara satu komponen dan komponen lainnya. Perubahan yang terjadi pada suatu komponen dampaknya akan dirasakan oleh komponen lain.
Sebagai contoh, manusia melakukan tindakan berupa penggundulan hutan untuk dimanfaatkan sumber daya kayunya. Namun dalam praktiknya, kegiatan tersebut tidak memperhatikan faktor-faktor kelestarian dan daya dukung lahan. Maka sebagai reaksinya terjadilah banjir bandang pada saat musim hujan dengan intensitas tinggi.
2. Manfaat Lingkungan bagi Kehidupan
Manusia hidup di permukaan bumi bersama-sama dengan komponen lingkungan lainnya, berupa komponen biotik, yaitu hewan, tumbuhan, dan jasad renik, serta komponen abiotik (tidak hidup). Secara langsung maupun tidak, secara disadari ataupun tidak semua unsur-unsur lingkungan yang ada di sekitar senantiasa memberikan manfaat bagi hidup dan kehidupan manusia. Sebagai contoh, untuk memenuhi kebutuhan makanan, manusia memanfaatkan tumbuhan dan hewan. Selain itu, dalam proses pernafasan manusia senantiasa menghirup oksigen yang terdapat di atmosfer.
Secara umum beberapa manfaat unsur lingkungan hidup bagi manusia antara lain sebagai berikut.
a. Ruang muka bumi sebagai tempat berpijak dan beraktivitas sehari-hari.
b. Tanah dapat dijadikan areal lahan untuk kegiatan ekonomi, seperti lahan pertanian, perkebunan, dan peternakan, aktivitas sosial lainnya.
c. Unsur udara (oksigen) sangat bermanfaat untuk bernafas manusia dan hewan.
d. Komponen hewan dan tumbuhan merupakan sumber bahan makanan bagi manusia.
e. Sumber daya alam yang terkandung dalam lingkungan hidup dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
f. Mikroorganisme atau jasad renik sangat berperan dalam proses penguraian sisa-sisa jasad hidup yang telah mati sehingga tidak terjadi penumpukan bangkai makhluk hidup, tetapi hancur dan kembali menjadi unsur-unsur tanah.
Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa kelang sungan kehidupan manusia sangat bergantung dari unsur-unsur lingkungan lainnya. Manusia hanyalah salah satu dari komponen lingkungan tersebut. Jika manusia menginginkan kelangsungan kehidupannya, manusia hendaknya sadar benar bahwa kelestarian komponen-komponen lingkungan hidupnya harus senantiasa terjaga dari kehancuran bahkan kepunahan.
Hubungan antarmakhluk hidup, terutama manusia dan lingkungan-nya, sebenarnya telah berlangsung sejak manusia lahir. Begitu seseorang lahir ke dunia, secara langsung ataupun tidak dia sudah melakukan interelasi dengan lingkungan hidupnya, seperti memanfaatkan oksigen di udara untuk bernafas. Setelah lebih besar, tingkat kebergan tungan terhadap lingkungan tentunya semakin tinggi, sejalan perkembangan kebutuhannya. Semua kebutuhan itu tentunya didapat melalui interaksi dengan lingkungan baik lingkungan alam, sosial, dan budaya.
3. Kerusakan Lingkungan
Kerusakan lingkungan hidup merupakan fenomena dan gejala sosial yang saat ini sering kali dijumpai pada berbagai wilayah, baik di wilayah daratan, perairan, maupun kerusakan atmosfer. Adapun masalah lingkungan yang terjadi di seluruh negara di dunia, baik di negara maju maupun berkembang adalah pencemaran.
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1997, tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, pencemaran lingkungan hidup adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga kualitasnya turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan hidup tidak berfungsi dengan baik sesuai dengan peruntuk kannya.
Beberapa contoh pencemaran yang banyak terjadi dalam kehidupan masyarakat antara lain sebagai berikut.
a. Pencemaran Tanah
Pencemaran tanah dapat terjadi sebagai akibat pembuangan sampah limbah rumah tangga, limbah pabrik, sisa oli dari bengkel kendaraan, dan pemakaian pupuk kimia secara berlebihan. Akibat tindakan tersebut maka tanah akan teracuni dan kehilangan tingkat kesuburannya.
b. Pencemaran Air
Pencemaran air banyak terjadi di daerah-daerah sekitar kawasan industri. Sebagaimana Anda ketahui bahwa limbah cair yang berasal dari pabrik, seperti industri tekstil banyak sekali mengandung unsur-unsur logam berat, seperti mercuri dan timbal.
Pencemaran sungai ini tentunya dapat mengganggu kestabilan lingkungan perairan sehingga makhluk hidup yang ada di sekitar sungai akan mati teracuni.
c. Pencemaran Udara
Pencemaran udara dapat terjadi karena asap yang berasal dari pabrik maupun kendaraan bermotor yang banyak mengandung gas karbonmonoksida, karbondioksida, nitrat, cianida, dan sulfat. Selain itu, pencemaran udara juga berasal dari kebakaran hutan dalam wilayah yang lebih luas, seperti pernah terjadi di Kalimantan.
Salah satu akibat yang ditimbulkan oleh pencemaran udara adalah terjadinya hujan asam. Hujan asam adalah hujan yang memiliki derajat tingkat keasaman ( pH ) lebih kecil dari 5,6. Air hujan menjadi asam karena terkontaminasi oleh sulfurdioksida dan oksidanitrogen.
Hujan asam mengakibatkan kerugian pada bangunan, ekosistem danau, hutan, serta tanaman pertanian. Hujan asam ini akan terjadi di mana saja, terutama pada daerah kawasan industri.
d. Kerusakan Hutan Akibat Penebangan Secara Liar dan Tidak Terkendali
Beberapa akibat yang ditimbulkan karena penggundulan hutan, antara lain sebagai berikut.
1) Kekeringan pada musim kemarau dan banjir pada musim hujan.
Pada waktu terjadi hujan dengan intensitas besar, persentase air hujan yang berinfiltrasi kecil sehingga cadangan air tanah sangat sedikit, sedangkan sebagian besarnya bergerak sebagai air larian permukaan (surface runoff). Gejala ini mengakibatkan banjir bandang.
Hal yang kontras terjadi pada musim kemarau dimana curah hujan sangat sedikit. Pada saat ini, kekeringan dapat terjadi di setiap wilayah.
2) Suhu udara terasa makin panas
Meningkatnya suhu udara sangat terkait dengan makin gundulnya hutan, serta peningkatan kadar emisi karbondioksida dari kendaraan bermotor dan industri. Kadar emisi karbondioksida di atmosfer yang semakin banyak dan sulit dinetralkan, menyebabkan terjadinya efek rumah kaca (greenhouse effect), yaitu sinar matahari yang sampai ke permukaan bumi tidak dapat dipantulkan ke angkasa karena tertahan pada lapisan CO2. Keadaan demikian mengakibatkan suhu permukaan bumi semakin bertambah panas.
3) Terjadinya longsor.
Terjadinya tanah longsor sangat terkait dengan aktivitas penebangan hutan yang makin merajalela di daerah yang bersangkutan. Banjir dan longsor merupakan dua peristiwa yang erat kaitannya dengan hujan dan gundulnya kawasan hutan.
4) Menumpuknya Sampah
Penumpukan sampah terjadi tidak hanya karena semakin padat nya penduduk, tetapi sebagai akibat sulitnya membangun Tempat Pembuangan Akhir sampah (TPA). Penumpukan sampah ini jelas menimbulkan berbagai permasalahan, seperti menebarnya bau busuk, lalat, dan timbulnya berbagai penyakit.
Dari beberapa kejadian tersebut jelas bahwa manusia memegang peranan penting terhadap kerusakan lingkungan hidup. Terdapat faktor-faktor alam yang memicu terjadinya kerusakan lingkungan yang tidak dapat di hindari, seperti letusan gunungapi, gempa, dan tanah longsor. Frekuensi kejadian-kejadian alam tersebut relatif jarang dibandingkan dengan kegiatan manusia sehari-hari yang dapat mengakibatkan kerusakan alam.
Meskipun upaya konservasi terhadap lingkungan terus dilakukan. Selama sikap mental manusia tidak mendukung ke arah yang diharapkan, tetap saja kelestarian lingkungan sangat sulit atau bahkan mungkin tidak akan pernah terwujud. Oleh karena itu, upaya melestarikan lingkungan hidup hendaknya diiringi dengan usaha membangun sikap mental manusia Indonesia itu sendiri.
Danau di samping merupakan contoh suatu ekosistem. Tatanan kehidupan danau tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain, masing-masing komponen saling terkait bahkan saling bergantung. Ikan dapat terus hidup di air karena memakan plankton yang berkembang di danau. Perkembangan plankton karena adanya sinar matahari sehingga plankton mampu berfotosintesis.
Tidak berbeda dengan plankton, tumbuhan air yang disebut juga hidrofit sangat tergantung pada air danau, sinar matahari, dan udara. Tumbuhan dan ikan tertentu berinteraksi karena ikan menjadikan tumbuhan sebagai makanan. Kehidupan dan hubungan antara komponen-komponen di dalam danau inilah yang kita kenal sebagai ekosistem danau.
Dapatkah Anda menjelaskan bagaimana bentuk interaksi katak dengan air danau serta tumbuhan danau? Coba sebutkan unsur-unsur lingkungan lain yang berinteraksi pada ekosistem danau di atas?
Pembahasan kehidupan danau seperti di atas dapat kita simpulkan bahwa ekosistem adalah satu kesatuan daerah antara lingkungan biotik dan abiotik. Kedua lingkungan ini saling berinteraksi dan saling memengaruhi. Dapat disimpulkan bahwa ekosistem dicirikan dengan berlangsungnya pertukaran materi atau transformasi energi yang sepenuhnya berlangsung di antara unsur-unsur dalam ekosistem.
Komponen-komponen yang ada di dalam lingkungan hidup merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dan membentuk suatu sistem kehidupan yang disebut ekosistem.
Berikut adalah contoh interaksi unsur-unsur lingkungan.
a.Pengaruh komponen fisik terhadap komponen biologi,
contohnya:
1)kondisi iklim memengaruhi persebaran vegetasi,
2) Hasil karya manusia sebagai lingkungan budaya dipengaruhi oleh lingkungan fisik, contoh membuat terasering pada lahan-lahan miring, menanami tanaman yang sesuai dengan kondisi tanah.
b. Pengaruh komponen biologi terhadap komponen fisik,
contohnya: keberadaan cacing dalam tanah membuat kondisi tanah menjadi gembur dan subur,
c.Pengaruh sumber daya manusia terhadap komponen fisik dan biologi, contohnya: manusia melakukan berbagai konservasi tanah dan air, manusia mengupayakan kelestarian flora dan fauna.
Selain contoh interaksi unsur-unsur lingkungan seperti di atas, contoh yang lain adalah unsur-unsur kehidupan yang ada di hutan. Ekosistem hutan merupakan sistem trofik yang pengaruhnya sangat besar bagi kehidupan manusia di mana pun berada. Interaksi unsur-unsur lingkungan dalam hutan berjalan seimbang dan serasi.
Interaksi unsur-unsur lingkungan secara global dapat kita amati pada interaksi manusia terhadap hutan. Dalam lingkungan hutan, kita dapat menemukan semua komponen lingkungan, baik fisik, biologi, maupun lingkungan budaya. Hutan juga mempunyai fungsi hidrologi yaitu sebagai daerah tangkapan hujan sehingga hutan mampu menyimpan air serta melindungi tanah dari bahaya erosi.
Kerusakan lingkungan hidup terjadi sebagai ulah akibat tangan-tangan manusia yang tidak bertanggung jawab dalam memanfaatkan sumber daya yang terkandung di alam. Jika proses perusakan unsur-unsur lingkungan hidup tersebut terus menerus dibiarkan berlangsung, kualitas lingkungan hidup akan semakin parah.
Oleh karena itu, manusia sebagai aktor yang paling berperan dalam menjaga kelestarian dan keseimbangan lingkungan hidup perlu melakukan upaya yang dapat mengembalikan keseimbangan lingkungan agar kehidupan umat manusia dan makhluk hidup lainnya dapat ber kelanjutan.
Upaya pelestarian lingkungan hidup merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah dan masyarakat. Berkaitan dengan hal tersebut, pemerintah telah mengeluarkan peraturan yang berkaitan dengan pengaturan dan pengelolaan lingkungan hidup, yaitu Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Di lain pihak, masyarakat hendaknya mendukung program-program pemerintah yang berkaitan dengan upaya pelestarian lingkungan. Beberapa contoh bentuk upaya pengelolaan dan pelestarian lingkungan hidup pada wilayah daratan, antara lain sebagai berikut.
1. Reboisasi,
Yaitu berupa penanaman kembali tanaman terutama pada daerah-daerah perbukitan yang telah gundul.
2. Rehabilitasi lahan, yaitu pengembalian tingkat kesuburan tanah-tanah yang kritis dan tidak produktif.
3. Pengaturan tata guna lahan serta pola tata ruang wilayah sesuai dengan karakteristik dan peruntukan lahan.
4. Menjaga daerah resapan air (catchment area) diupayakan senantiasa hijau dengan cara ditanami oleh berbagai jenis tanaman keras sehingga dapat menyerap air dengan kuantitas yang banyak yang pada akhirnya dapat mencegah banjir, serta menjadi persediaan air tanah.
5. Pembuatan sengkedan (terasering) atau lorak mati bagi daerah-daerah pertanian yang memiliki kemiringan lahan curam yang rentan terhadap erosi.
6. Rotasi tanaman baik secara tumpangsari maupun tumpang-gilir, agar unsur-unsur hara dan kandungan organik tanah tidak selamanya dikonsumsi oleh satu jenis tanaman.
7. Penanaman dan pemeliharaan hutan kota. Hal ini dimaksudkan supaya kota tidak terlalu panas dan terkesan lebih indah. Mengingat pentingnya hutan di daerah perkotaan, hutan kota sering dinamakan paru-paru kota.
Adapun upaya pelestarian lingkungan perairan antara lain melalui upaya-upaya sebagai berikut.
1. Larangan pembuangan limbah rumah tangga agar tidak langsung ke sungai.
2. Penyediaan tempat sampah, terutama di daerah pantai yang dijadikan lokasi wisata.
3. Menghindari terjadinya kebocoran tangki-tangki pengangkut bahan bakar minyak pada wilayah laut.
4. Memberlakukan Surat Izin Pengambilan Air ( SIPA ) terutama untuk kegiatan industri yang memerlukan air.
5. Netralisasi limbah industri sebelum dibuang ke sungai. Dengan demikian, setiap pabrik atau industri wajib memiliki unit pengolah limbah yang dikenal dengan istilah Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL).
6. Mengontrol kadar polusi udara dan memberi informasi jika kadar polusi melebihi ambang batas, yang dikenal dengan emisi gas buang.
7. Penegakan hukum bagi pelaku tindakan pengelolaan sumber daya perikanan yang menggunakan alat tangkap ikan pukat harimau atau sejenisnya yang bersifat merugikan.
8. Pencagaran habitat-habitat laut yang memiliki nilai sumber daya yang tinggi, seperti yang telah diberlakukan pada Taman Laut Bunaken dan Taman Laut Kepulauan Seribu.
Pembangunan merupakan suatu upaya sadar dan terus menerus yang bertujuan untuk mencapai kesejahteraan manusia Indonesia, baik secara material maupun spiritual. Kegiatan pembangunan merupakan kegiatan yang tidak dapat dihentikan guna meningkatkan kesejahteraan manusia. Namun, mengingat pembangunan itu sendiri merupakan upaya penggabungan potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia, sangatlah sulit jika proses pembangunan tidak mengganggu keseimbangan lingkungan. Oleh karena itu sebagian ahli lingkungan hidup sering menyatakan bahwa proses pembangunan merupakan aktivitas manusia yang bersifat dilematis.
Dewasa ini dalam rangka menjaga kelestarian lingkungan hidup, di negara Indonesia telah diberlakukan satu kebijaksanaan pembangunan yang tidak harus merusak lingkungan hidup tetapi harus dilestarikan, yaitu pembangunan berwawasan lingkungan hidup.
Pada dasarnya Pembangunan Berwawasan Lingkungan Hidup adalah suatu upaya sadar dan terencana yang memadukan lingkungan hidup, termasuk sumber daya alam ke dalam proses pembangunan untuk menjamin kemampuan, kesejahteraan, dan mutu hidup masa kini dan generasi masa depan. Di dalam istilah sehari-hari, pembangunan berwawasan lingkungan hidup sering dikemukakan sebagai pembangunan berkelanjutan. Adapun pengelolaan lingkungan hidup merupakan upaya terpadu untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup yang meliputi kebijakan penataan, pemanfaatan, pengembangan, pemeliharaan, pemulihan, pengawasan, dan pengendalian lingkungan hidup.
Pengertian pembangunan berwawasan lingkungan tersebut memberikan gambaran bahwa minimal terdapat tiga hal yang perlu diperhatikan dalam pembangunan berwawasan lingkungan hidup yang berkelanjutan yaitu:
1. pengelolaan sumber daya alam secara bijaksana;
2. pembangunan berkesinambungan sepanjang masa; dan
3. peningkatan kualitas hidup generasi.
Dengan demikian, pengelolaan sumber daya alam yang tidak bijaksana akan menimbulkan perubahan secara langsung maupun tidak langsung terhadap sifat fisik dan hayati lingkungan yang mengakibatkan lingkungan hidup tidak berfungsi dalam menunjang pembangunan berkelanjutan. Bentuk-bentuk kegiatan yang tidak bijaksana, antara lain sebagai berikut.
a. Berburu binatang yang telah dilindungi oleh undang-undang dapat memusnahkan binatang langka.
b. Menangkap ikan di sungai, danau, maupun laut dengan menggunakan bahan peledak, listrik, atau racun akan mematikan seluruh jenis ikan.
c. Pembangunan rumah, permukiman, dan fasilitas sosial di daerah sempadan sungai dan di daerah resapan air.
d. Menebang kayu di hutan lindung secara sewenang-wenang mengakibat kan hutan menjadi gundul. Hutan yang gundul akan memperbesar peluang terjadinya erosi, kekeringan, dan tanah tandus.
e. Membuang limbah rumah tangga maupun industri secara sembarangan.
Tujuan pembangunan berwawasan lingkungan hidup, antara lain:
a. tercapainya keselarasan, keserasian, dan keseimbangan antara manusia dan lingkungan hidup;
b. terwujudnya manusia Indonesia sebagai insan lingkungan hidup yang memiliki sikap dan tindakan yang melindungi lingkungan hidup;
c. terjaminnya kepentingan generasi sekarang dan generasi yang akan datang;
d. tercapainya kelestarian fungsi lingkungan hidup;
e. terkendalinya pemanfaatan sumber daya alam secara bijaksana;
f. terlindunginya wilayah Indonesia dari pengaruh negatif pembangu nan, seperti pencemaran tanah, air, dan udara.
Analisis mengenai dampak lingkungan merupakan kajian mengenai dampak besar dan penting suatu usaha dan atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup. Amdal merupakan telaahan secara cermat dan mendalam tentang dampak besar dan penting terhadap suatu usaha dan atau kegiatan. Adapun bagi proyek-proyek yang sudah berjalan, dan sebelumnya tidak dilengkapi dengan dokumen Amdal, akan dilakukan audit lingkungan. Audit lingkungan adalah suatu proses evaluasi yang dilakukan oleh penanggung jawab usaha untuk menilai tingkat ketaatan terhadap persyaratan hukum yang berlaku dan kebijaksanaan atau standar yang telah ditetapkan.Dalam pembangunan berwawasan lingkungan hidup, peran serta masyarakat juga sangat dibutuhkan.
Kemajuan tingkat pembangunan pada setiap sektor kehidupan masyarakat dewasa ini membawa implikasi terhadap adanya perilaku manusia yang memiliki wawasan terhadap pelestarian lingkungan hidup sebagai habitat bagi akumulasi dan interaksi berbagai komponen biotik dan abiotik.
Pelestarian dan pemanfaatan lingkungan hidup mutlak diperlukan demi terwujudnya pembangunan berkelanjutan sehingga potensi dan kekayaan alam Indonesia dapat diwariskan pada generasi yang akan datang.
Menurut Otto Sumarwoto (1989) Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya yang memengaruhi kelangsungan hidup dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya.
Lingkungan tempat tinggal kita merupakan contoh yang paling mudah kita amati. Di dalamnya antara lain ada burung, kucing, ayam, kupu-kupu bahkan cacing atau belatung terdapat di sekitar kita bukan?
Secara umum lingkungan hidup dapat di bagi 2, yaitu sebagai berikut:
1.Lingkungan Biotik
Lingkungan biotik (lingkungan organik) merupakan komponen makhluk hidup yang menghuni planet bumi, terdiri atas mikroorganisme, seperti bakteri dan virus, tumbuhan, hewan, dan manusia.
Secara khusus, lingkungan biotik diklasifikasikan menjadi:
1) produsen, dalam hal ini tumbuhan yang memproduksi sumber bahan makanan bagi makhluk hidup lainnya;
2) konsumen, yaitu hewan serta manusia; dan
3) pengurai, yang merupakan mikroorganisme yang merombak dan menghancurkan sisa-sisa organisme yang telah mati. Termasuk ke dalam kelompok pengurai adalah jamur, bakteri, dan cacing tanah.
2. Lingkungan Abiotik
Lingkungan abiotik adalah segala kondisi yang terdapat di sekitar makhluk hidup yang bukan organisme hidup, antara lain adalah batuan, tanah, mineral dan sinar matahari, lingkungan ini disebut juga lingkungan anorganik. Lingkungan abiotik merupakan kondisi yang terdapat di sekeliling makhluk hidup berupa benda mati (unsur anorganik), seperti batuan, tanah, mineral, dan udara. Lingkungan abiotik dinamakan juga lingkungan anorganik.
Dalam sudut pandang ekologi manusia, yaitu ilmu yang mempelajari dan menganalisis hubungan timbal balik (interaksi dan interelasi) antara manusia dan lingkungannya, unsur lingkungan hidup itu dibedakan atas tiga kelompok utama, yaitu lingkungan alam (lingkungan fisik), sosial, dan budaya.
1) Lingkungan alam merupakan kondisi alamiah suatu wilayah yang meliputi kondisi iklim, tanah, fisiografi, dan batuan.
2) Lingkungan sosial adalah manusia dengan semua aktivitas dan karakternya, baik sebagai individu atau pribadi maupun makhluk sosial.
3) Lingkungan budaya adalah benda-benda hasil daya cipta manusia, seperti bangunan, karya seni, sistem kepercayaan, dan tatanan kelembagaan sosial.
Dalam kenyataan sehari-hari, ketiga unsur lingkungan hidup tersebut tidak berdiri sendiri, akan tetapi memiliki keterkaitan dalam bentuk interaksi dan interelasi antara satu komponen dan komponen lainnya. Perubahan yang terjadi pada suatu komponen dampaknya akan dirasakan oleh komponen lain.
Sebagai contoh, manusia melakukan tindakan berupa penggundulan hutan untuk dimanfaatkan sumber daya kayunya. Namun dalam praktiknya, kegiatan tersebut tidak memperhatikan faktor-faktor kelestarian dan daya dukung lahan. Maka sebagai reaksinya terjadilah banjir bandang pada saat musim hujan dengan intensitas tinggi.
2. Manfaat Lingkungan bagi Kehidupan
Manusia hidup di permukaan bumi bersama-sama dengan komponen lingkungan lainnya, berupa komponen biotik, yaitu hewan, tumbuhan, dan jasad renik, serta komponen abiotik (tidak hidup). Secara langsung maupun tidak, secara disadari ataupun tidak semua unsur-unsur lingkungan yang ada di sekitar senantiasa memberikan manfaat bagi hidup dan kehidupan manusia. Sebagai contoh, untuk memenuhi kebutuhan makanan, manusia memanfaatkan tumbuhan dan hewan. Selain itu, dalam proses pernafasan manusia senantiasa menghirup oksigen yang terdapat di atmosfer.
Secara umum beberapa manfaat unsur lingkungan hidup bagi manusia antara lain sebagai berikut.
a. Ruang muka bumi sebagai tempat berpijak dan beraktivitas sehari-hari.
b. Tanah dapat dijadikan areal lahan untuk kegiatan ekonomi, seperti lahan pertanian, perkebunan, dan peternakan, aktivitas sosial lainnya.
c. Unsur udara (oksigen) sangat bermanfaat untuk bernafas manusia dan hewan.
d. Komponen hewan dan tumbuhan merupakan sumber bahan makanan bagi manusia.
e. Sumber daya alam yang terkandung dalam lingkungan hidup dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
f. Mikroorganisme atau jasad renik sangat berperan dalam proses penguraian sisa-sisa jasad hidup yang telah mati sehingga tidak terjadi penumpukan bangkai makhluk hidup, tetapi hancur dan kembali menjadi unsur-unsur tanah.
Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa kelang sungan kehidupan manusia sangat bergantung dari unsur-unsur lingkungan lainnya. Manusia hanyalah salah satu dari komponen lingkungan tersebut. Jika manusia menginginkan kelangsungan kehidupannya, manusia hendaknya sadar benar bahwa kelestarian komponen-komponen lingkungan hidupnya harus senantiasa terjaga dari kehancuran bahkan kepunahan.
Hubungan antarmakhluk hidup, terutama manusia dan lingkungan-nya, sebenarnya telah berlangsung sejak manusia lahir. Begitu seseorang lahir ke dunia, secara langsung ataupun tidak dia sudah melakukan interelasi dengan lingkungan hidupnya, seperti memanfaatkan oksigen di udara untuk bernafas. Setelah lebih besar, tingkat kebergan tungan terhadap lingkungan tentunya semakin tinggi, sejalan perkembangan kebutuhannya. Semua kebutuhan itu tentunya didapat melalui interaksi dengan lingkungan baik lingkungan alam, sosial, dan budaya.
3. Kerusakan Lingkungan
Kerusakan lingkungan hidup merupakan fenomena dan gejala sosial yang saat ini sering kali dijumpai pada berbagai wilayah, baik di wilayah daratan, perairan, maupun kerusakan atmosfer. Adapun masalah lingkungan yang terjadi di seluruh negara di dunia, baik di negara maju maupun berkembang adalah pencemaran.
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1997, tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, pencemaran lingkungan hidup adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga kualitasnya turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan hidup tidak berfungsi dengan baik sesuai dengan peruntuk kannya.
Beberapa contoh pencemaran yang banyak terjadi dalam kehidupan masyarakat antara lain sebagai berikut.
a. Pencemaran Tanah
Pencemaran tanah dapat terjadi sebagai akibat pembuangan sampah limbah rumah tangga, limbah pabrik, sisa oli dari bengkel kendaraan, dan pemakaian pupuk kimia secara berlebihan. Akibat tindakan tersebut maka tanah akan teracuni dan kehilangan tingkat kesuburannya.
b. Pencemaran Air
Pencemaran air banyak terjadi di daerah-daerah sekitar kawasan industri. Sebagaimana Anda ketahui bahwa limbah cair yang berasal dari pabrik, seperti industri tekstil banyak sekali mengandung unsur-unsur logam berat, seperti mercuri dan timbal.
Pencemaran sungai ini tentunya dapat mengganggu kestabilan lingkungan perairan sehingga makhluk hidup yang ada di sekitar sungai akan mati teracuni.
c. Pencemaran Udara
Pencemaran udara dapat terjadi karena asap yang berasal dari pabrik maupun kendaraan bermotor yang banyak mengandung gas karbonmonoksida, karbondioksida, nitrat, cianida, dan sulfat. Selain itu, pencemaran udara juga berasal dari kebakaran hutan dalam wilayah yang lebih luas, seperti pernah terjadi di Kalimantan.
Salah satu akibat yang ditimbulkan oleh pencemaran udara adalah terjadinya hujan asam. Hujan asam adalah hujan yang memiliki derajat tingkat keasaman ( pH ) lebih kecil dari 5,6. Air hujan menjadi asam karena terkontaminasi oleh sulfurdioksida dan oksidanitrogen.
Hujan asam mengakibatkan kerugian pada bangunan, ekosistem danau, hutan, serta tanaman pertanian. Hujan asam ini akan terjadi di mana saja, terutama pada daerah kawasan industri.
d. Kerusakan Hutan Akibat Penebangan Secara Liar dan Tidak Terkendali
Beberapa akibat yang ditimbulkan karena penggundulan hutan, antara lain sebagai berikut.
1) Kekeringan pada musim kemarau dan banjir pada musim hujan.
Pada waktu terjadi hujan dengan intensitas besar, persentase air hujan yang berinfiltrasi kecil sehingga cadangan air tanah sangat sedikit, sedangkan sebagian besarnya bergerak sebagai air larian permukaan (surface runoff). Gejala ini mengakibatkan banjir bandang.
Hal yang kontras terjadi pada musim kemarau dimana curah hujan sangat sedikit. Pada saat ini, kekeringan dapat terjadi di setiap wilayah.
2) Suhu udara terasa makin panas
Meningkatnya suhu udara sangat terkait dengan makin gundulnya hutan, serta peningkatan kadar emisi karbondioksida dari kendaraan bermotor dan industri. Kadar emisi karbondioksida di atmosfer yang semakin banyak dan sulit dinetralkan, menyebabkan terjadinya efek rumah kaca (greenhouse effect), yaitu sinar matahari yang sampai ke permukaan bumi tidak dapat dipantulkan ke angkasa karena tertahan pada lapisan CO2. Keadaan demikian mengakibatkan suhu permukaan bumi semakin bertambah panas.
3) Terjadinya longsor.
Terjadinya tanah longsor sangat terkait dengan aktivitas penebangan hutan yang makin merajalela di daerah yang bersangkutan. Banjir dan longsor merupakan dua peristiwa yang erat kaitannya dengan hujan dan gundulnya kawasan hutan.
4) Menumpuknya Sampah
Penumpukan sampah terjadi tidak hanya karena semakin padat nya penduduk, tetapi sebagai akibat sulitnya membangun Tempat Pembuangan Akhir sampah (TPA). Penumpukan sampah ini jelas menimbulkan berbagai permasalahan, seperti menebarnya bau busuk, lalat, dan timbulnya berbagai penyakit.
Dari beberapa kejadian tersebut jelas bahwa manusia memegang peranan penting terhadap kerusakan lingkungan hidup. Terdapat faktor-faktor alam yang memicu terjadinya kerusakan lingkungan yang tidak dapat di hindari, seperti letusan gunungapi, gempa, dan tanah longsor. Frekuensi kejadian-kejadian alam tersebut relatif jarang dibandingkan dengan kegiatan manusia sehari-hari yang dapat mengakibatkan kerusakan alam.
Meskipun upaya konservasi terhadap lingkungan terus dilakukan. Selama sikap mental manusia tidak mendukung ke arah yang diharapkan, tetap saja kelestarian lingkungan sangat sulit atau bahkan mungkin tidak akan pernah terwujud. Oleh karena itu, upaya melestarikan lingkungan hidup hendaknya diiringi dengan usaha membangun sikap mental manusia Indonesia itu sendiri.
Danau di samping merupakan contoh suatu ekosistem. Tatanan kehidupan danau tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain, masing-masing komponen saling terkait bahkan saling bergantung. Ikan dapat terus hidup di air karena memakan plankton yang berkembang di danau. Perkembangan plankton karena adanya sinar matahari sehingga plankton mampu berfotosintesis.
Tidak berbeda dengan plankton, tumbuhan air yang disebut juga hidrofit sangat tergantung pada air danau, sinar matahari, dan udara. Tumbuhan dan ikan tertentu berinteraksi karena ikan menjadikan tumbuhan sebagai makanan. Kehidupan dan hubungan antara komponen-komponen di dalam danau inilah yang kita kenal sebagai ekosistem danau.
Dapatkah Anda menjelaskan bagaimana bentuk interaksi katak dengan air danau serta tumbuhan danau? Coba sebutkan unsur-unsur lingkungan lain yang berinteraksi pada ekosistem danau di atas?
Pembahasan kehidupan danau seperti di atas dapat kita simpulkan bahwa ekosistem adalah satu kesatuan daerah antara lingkungan biotik dan abiotik. Kedua lingkungan ini saling berinteraksi dan saling memengaruhi. Dapat disimpulkan bahwa ekosistem dicirikan dengan berlangsungnya pertukaran materi atau transformasi energi yang sepenuhnya berlangsung di antara unsur-unsur dalam ekosistem.
Komponen-komponen yang ada di dalam lingkungan hidup merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dan membentuk suatu sistem kehidupan yang disebut ekosistem.
Berikut adalah contoh interaksi unsur-unsur lingkungan.
a.Pengaruh komponen fisik terhadap komponen biologi,
contohnya:
1)kondisi iklim memengaruhi persebaran vegetasi,
2) Hasil karya manusia sebagai lingkungan budaya dipengaruhi oleh lingkungan fisik, contoh membuat terasering pada lahan-lahan miring, menanami tanaman yang sesuai dengan kondisi tanah.
b. Pengaruh komponen biologi terhadap komponen fisik,
contohnya: keberadaan cacing dalam tanah membuat kondisi tanah menjadi gembur dan subur,
c.Pengaruh sumber daya manusia terhadap komponen fisik dan biologi, contohnya: manusia melakukan berbagai konservasi tanah dan air, manusia mengupayakan kelestarian flora dan fauna.
Selain contoh interaksi unsur-unsur lingkungan seperti di atas, contoh yang lain adalah unsur-unsur kehidupan yang ada di hutan. Ekosistem hutan merupakan sistem trofik yang pengaruhnya sangat besar bagi kehidupan manusia di mana pun berada. Interaksi unsur-unsur lingkungan dalam hutan berjalan seimbang dan serasi.
Interaksi unsur-unsur lingkungan secara global dapat kita amati pada interaksi manusia terhadap hutan. Dalam lingkungan hutan, kita dapat menemukan semua komponen lingkungan, baik fisik, biologi, maupun lingkungan budaya. Hutan juga mempunyai fungsi hidrologi yaitu sebagai daerah tangkapan hujan sehingga hutan mampu menyimpan air serta melindungi tanah dari bahaya erosi.
Kerusakan lingkungan hidup terjadi sebagai ulah akibat tangan-tangan manusia yang tidak bertanggung jawab dalam memanfaatkan sumber daya yang terkandung di alam. Jika proses perusakan unsur-unsur lingkungan hidup tersebut terus menerus dibiarkan berlangsung, kualitas lingkungan hidup akan semakin parah.
Oleh karena itu, manusia sebagai aktor yang paling berperan dalam menjaga kelestarian dan keseimbangan lingkungan hidup perlu melakukan upaya yang dapat mengembalikan keseimbangan lingkungan agar kehidupan umat manusia dan makhluk hidup lainnya dapat ber kelanjutan.
Upaya pelestarian lingkungan hidup merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah dan masyarakat. Berkaitan dengan hal tersebut, pemerintah telah mengeluarkan peraturan yang berkaitan dengan pengaturan dan pengelolaan lingkungan hidup, yaitu Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Di lain pihak, masyarakat hendaknya mendukung program-program pemerintah yang berkaitan dengan upaya pelestarian lingkungan. Beberapa contoh bentuk upaya pengelolaan dan pelestarian lingkungan hidup pada wilayah daratan, antara lain sebagai berikut.
1. Reboisasi,
Yaitu berupa penanaman kembali tanaman terutama pada daerah-daerah perbukitan yang telah gundul.
2. Rehabilitasi lahan, yaitu pengembalian tingkat kesuburan tanah-tanah yang kritis dan tidak produktif.
3. Pengaturan tata guna lahan serta pola tata ruang wilayah sesuai dengan karakteristik dan peruntukan lahan.
4. Menjaga daerah resapan air (catchment area) diupayakan senantiasa hijau dengan cara ditanami oleh berbagai jenis tanaman keras sehingga dapat menyerap air dengan kuantitas yang banyak yang pada akhirnya dapat mencegah banjir, serta menjadi persediaan air tanah.
5. Pembuatan sengkedan (terasering) atau lorak mati bagi daerah-daerah pertanian yang memiliki kemiringan lahan curam yang rentan terhadap erosi.
6. Rotasi tanaman baik secara tumpangsari maupun tumpang-gilir, agar unsur-unsur hara dan kandungan organik tanah tidak selamanya dikonsumsi oleh satu jenis tanaman.
7. Penanaman dan pemeliharaan hutan kota. Hal ini dimaksudkan supaya kota tidak terlalu panas dan terkesan lebih indah. Mengingat pentingnya hutan di daerah perkotaan, hutan kota sering dinamakan paru-paru kota.
Adapun upaya pelestarian lingkungan perairan antara lain melalui upaya-upaya sebagai berikut.
1. Larangan pembuangan limbah rumah tangga agar tidak langsung ke sungai.
2. Penyediaan tempat sampah, terutama di daerah pantai yang dijadikan lokasi wisata.
3. Menghindari terjadinya kebocoran tangki-tangki pengangkut bahan bakar minyak pada wilayah laut.
4. Memberlakukan Surat Izin Pengambilan Air ( SIPA ) terutama untuk kegiatan industri yang memerlukan air.
5. Netralisasi limbah industri sebelum dibuang ke sungai. Dengan demikian, setiap pabrik atau industri wajib memiliki unit pengolah limbah yang dikenal dengan istilah Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL).
6. Mengontrol kadar polusi udara dan memberi informasi jika kadar polusi melebihi ambang batas, yang dikenal dengan emisi gas buang.
7. Penegakan hukum bagi pelaku tindakan pengelolaan sumber daya perikanan yang menggunakan alat tangkap ikan pukat harimau atau sejenisnya yang bersifat merugikan.
8. Pencagaran habitat-habitat laut yang memiliki nilai sumber daya yang tinggi, seperti yang telah diberlakukan pada Taman Laut Bunaken dan Taman Laut Kepulauan Seribu.
Pembangunan merupakan suatu upaya sadar dan terus menerus yang bertujuan untuk mencapai kesejahteraan manusia Indonesia, baik secara material maupun spiritual. Kegiatan pembangunan merupakan kegiatan yang tidak dapat dihentikan guna meningkatkan kesejahteraan manusia. Namun, mengingat pembangunan itu sendiri merupakan upaya penggabungan potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia, sangatlah sulit jika proses pembangunan tidak mengganggu keseimbangan lingkungan. Oleh karena itu sebagian ahli lingkungan hidup sering menyatakan bahwa proses pembangunan merupakan aktivitas manusia yang bersifat dilematis.
Dewasa ini dalam rangka menjaga kelestarian lingkungan hidup, di negara Indonesia telah diberlakukan satu kebijaksanaan pembangunan yang tidak harus merusak lingkungan hidup tetapi harus dilestarikan, yaitu pembangunan berwawasan lingkungan hidup.
Pada dasarnya Pembangunan Berwawasan Lingkungan Hidup adalah suatu upaya sadar dan terencana yang memadukan lingkungan hidup, termasuk sumber daya alam ke dalam proses pembangunan untuk menjamin kemampuan, kesejahteraan, dan mutu hidup masa kini dan generasi masa depan. Di dalam istilah sehari-hari, pembangunan berwawasan lingkungan hidup sering dikemukakan sebagai pembangunan berkelanjutan. Adapun pengelolaan lingkungan hidup merupakan upaya terpadu untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup yang meliputi kebijakan penataan, pemanfaatan, pengembangan, pemeliharaan, pemulihan, pengawasan, dan pengendalian lingkungan hidup.
Pengertian pembangunan berwawasan lingkungan tersebut memberikan gambaran bahwa minimal terdapat tiga hal yang perlu diperhatikan dalam pembangunan berwawasan lingkungan hidup yang berkelanjutan yaitu:
1. pengelolaan sumber daya alam secara bijaksana;
2. pembangunan berkesinambungan sepanjang masa; dan
3. peningkatan kualitas hidup generasi.
Dengan demikian, pengelolaan sumber daya alam yang tidak bijaksana akan menimbulkan perubahan secara langsung maupun tidak langsung terhadap sifat fisik dan hayati lingkungan yang mengakibatkan lingkungan hidup tidak berfungsi dalam menunjang pembangunan berkelanjutan. Bentuk-bentuk kegiatan yang tidak bijaksana, antara lain sebagai berikut.
a. Berburu binatang yang telah dilindungi oleh undang-undang dapat memusnahkan binatang langka.
b. Menangkap ikan di sungai, danau, maupun laut dengan menggunakan bahan peledak, listrik, atau racun akan mematikan seluruh jenis ikan.
c. Pembangunan rumah, permukiman, dan fasilitas sosial di daerah sempadan sungai dan di daerah resapan air.
d. Menebang kayu di hutan lindung secara sewenang-wenang mengakibat kan hutan menjadi gundul. Hutan yang gundul akan memperbesar peluang terjadinya erosi, kekeringan, dan tanah tandus.
e. Membuang limbah rumah tangga maupun industri secara sembarangan.
Tujuan pembangunan berwawasan lingkungan hidup, antara lain:
a. tercapainya keselarasan, keserasian, dan keseimbangan antara manusia dan lingkungan hidup;
b. terwujudnya manusia Indonesia sebagai insan lingkungan hidup yang memiliki sikap dan tindakan yang melindungi lingkungan hidup;
c. terjaminnya kepentingan generasi sekarang dan generasi yang akan datang;
d. tercapainya kelestarian fungsi lingkungan hidup;
e. terkendalinya pemanfaatan sumber daya alam secara bijaksana;
f. terlindunginya wilayah Indonesia dari pengaruh negatif pembangu nan, seperti pencemaran tanah, air, dan udara.
Analisis mengenai dampak lingkungan merupakan kajian mengenai dampak besar dan penting suatu usaha dan atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup. Amdal merupakan telaahan secara cermat dan mendalam tentang dampak besar dan penting terhadap suatu usaha dan atau kegiatan. Adapun bagi proyek-proyek yang sudah berjalan, dan sebelumnya tidak dilengkapi dengan dokumen Amdal, akan dilakukan audit lingkungan. Audit lingkungan adalah suatu proses evaluasi yang dilakukan oleh penanggung jawab usaha untuk menilai tingkat ketaatan terhadap persyaratan hukum yang berlaku dan kebijaksanaan atau standar yang telah ditetapkan.Dalam pembangunan berwawasan lingkungan hidup, peran serta masyarakat juga sangat dibutuhkan.
Kemajuan tingkat pembangunan pada setiap sektor kehidupan masyarakat dewasa ini membawa implikasi terhadap adanya perilaku manusia yang memiliki wawasan terhadap pelestarian lingkungan hidup sebagai habitat bagi akumulasi dan interaksi berbagai komponen biotik dan abiotik.
Pelestarian dan pemanfaatan lingkungan hidup mutlak diperlukan demi terwujudnya pembangunan berkelanjutan sehingga potensi dan kekayaan alam Indonesia dapat diwariskan pada generasi yang akan datang.
BAB 2
1. Jumlah dan pertumbuhan penduduk
Pertumbuhan penduduk adalah merupakan keseimbangan yang dinamis antara kekuatan – kekuatan yang menambah dan kekuatan – kekuatan yang mengurangi jumlah penduduk. Secara terus menerus penduduk akan dipengaruhi oleh jumlah bayi yang lahir ( menambah jumlah penduduk ), tetapi secara bersamaan pula akan dikurangi oleh jumlah kematian yang terjadi pada semua golongan umur. Sementara itu migrasi juga berperan : ‘imigran’ (pendatang) akan menambah dan ‘emigran’ akan mengurangi jumlah penduduk.
Jadi dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan penduduk diakibatkan oleh 4 komponen yaitu : kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas), in-migration (migrasi masuk) dan out-migration (migrasi keluar). Selisih antara kelahiran dan kematian disebut “reproductive change” (perubahan reproduktif) atau ‘natural increase’ (perubahan alamiah). Selisih antara ‘in-migration’ dengan ‘out-migration’ disebut ‘net migration’ atau migrasi neto. Jadi pertumbuhan penduduk hanya dipengaruhi oleh 2 cara yaitu : melalui perubahan reproduksi dan migrasi neto.
Pertumbuhan penduduk tersebut dapat dinyatakan dengan formula sebagai berikut :
Pt = Po + ( B – D ) + ( Mi – Mo )
Dimana : Po : adalah jumlah penduduk pada waktu terdahulu ( tahun dasar )
Pt : adalah jumlah penduduk pada waktu sesudahnya
B : adalah kelahiran yang terjadi pada jangka waktu antara kedua kejadian tersebut
D : adalah jumlah kematian yang terjadi pada jangka waktu antara kedua kejadian tersebut.
Mo : migrasi keluar pada jangka waktu antara kedua kejadian
Mi : migrasi masuk pada jangka waktu antara kedua kejadian
Kriteria pengukuran tingkat pertumbuhan penduduk adalah sebagai berikut :
· Rendah, apabila tingkat pertumbuhan penduduk kurang dari 1% per tahun
· Sedang, apabila tingkat pertumbuhan penduduk antara 1-2% per tahun
· Tinggi, apabila tingkat pertumbuhan penduduk lebih dari 2% per tahun
2. Persebaran Penduduk
Salah satu masalah kependudukan di Indonesia adalah persebaran penduduk yang tidak merata. Di satu pihak Pulau Jawa yang luasnya 6,75% dari luas Indonesia menampung penduduk 58,7% dari seluruh penduduk Indonesia. Di pihak lain pulau – pulau di luar Jawa yang luasnya 93,25% dari luas Indonesia dengan penduduk hanya 41,3% dari jumlah penduduk Indonesia.
Penyebab tidak meratanya penyebaran penduduk di Indonesia adalah sebagai berikut :
a. Kesuburan tanah
Pulau Jawa umumnya mempunyai tingkat kesuburan tanah yang tinggi yang disebabkan oleh banyaknya gunungapi. Debu hasil letusan gunungapi sangat membantu kesuburan tanah. Oleh karena itu, penduduk banyak terkonsentrasi pada wilayah – wilayah yang subur tersebut. Sebaliknya wilayah di luar Pulau Jawa, seperti Kalimantan, bagian timur Pulau Sumatera, dan bagian selatan Papua, sebagian besar tanahnya mangandung gambut sehingga sulit untuk dijadikan wilayah pertanian
b. Pembangunan industri
Sebagian besar industri dibangun di Pulau jawa. Kondisi ini memancing tenaga kerja untuk datang mencari pekerjaan pada wilayah – wilayah industri
c. Kualitas pendidikan
Sebagian besar sekolah dan perguruan tinggi yang berkualitas berada di Pulau Jawa. Kondisi ini memancing orang untuk mencari perguruan tinggi yang berkualitas
d. Penyebaran dan pengelolaan sumber daya alam yang kurang merata.
Wilayah di luar pulau Jawa memiliki potensi sumber daya alam yang belum dikelola secara baik dan merata. Misalnya, potensi perikanan di Indonesia timur, potensi emas dan batu bara di Indonesia bagian barat, potensi minyak dan gas alam di wilayah Indonesia timur, dan sebagainya. Eksploitasi sumber daya alam di suatu wilayah dapat memancing penduduk untuk pindah ke wilayah tersebut.
Dampak dari penyebaran penduduk yang tidak merata antara lain :
· Masalah perekonomian, seperti pemerataan pendapatan, pemerataan pembangunan, dan pemerataan usaha
· Masalah perindustrian, seperti terkonsentrasinya industri di suatu wilayah tertentu
· Masalah sosial, seperti kemiskinan di daerah yang padat penduduknya
· Masalah ketenagakeraan, seperti terkonsentrasinya tenaga kerja di Pulau Jawa
· Masalah pendidikan, seperti kurangnya kualitas pendidikan di daerah – daerah terpencil
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, diperlukan usaha – usaha dari pemerintah antara lain :
· Mendorong program transmigrasi
· Memperlancar transportasi antar wilayah yang padat penduduknya dengan wilayah yang masih jarang penduduknya, baik transportasi darat, laut, maupun udara
· Pembangunan industri di wilayah – wilayah luar Pulau Jawa yang mempunyai potensi sumber daya alam.
· Meningkatkan kualitas pendidikan di luar Pulau Jawa
3. Cara memperoleh informasi kependudukan
a. Sensus Penduduk
Pengertian sensus penduduk menurut PBB adalah keseluruhan proses pengumpulan, menghitung dan menyusun dan menerbitkan data – data demografi, ekonomi dan sosial yang menyangkut semua orang pada waktu tertentu di suatu negara atau suatu wilayah tertentu.
b. Survei Penduduk
Survei penduduk adalah proses pengumpulan dan penyusunan data kependudukan untuk mendapatkan informasi tertentu yang biasanya berkaitan dengan permasalahan sosial ekonomi, psikologi, dan faktor lain yang memengaruhi aspek demografi secara umum, seperti kelahiran, kematian, dan migrasi. Survei penduduk biasanya menggunakan sampling, baik random sampling, sampling bertingkat, sampling bertahap, sampling cluster, ataupun kombinasinya. Hal ini dilakukam karena adanya berbagai keterbatasan yang ada.
c. Registrasi Penduduk
Registrasi penduduk adalah proses pencatatan peristiwa – peristiwa kependudukan. Data kependudukan yang dicatat atau didaftarkan berupa peristiwa vital atau penting, seperti kelahiran, kematian, dan perkawinan
4. Faktor – faktor yang mempengaruhi fenomena antroposfer
Fenomena antroposfer menyangkut tiga aspek, yaitu kelahiran, kematian, dan migrasi. Maka ada beberapa faktor sosial dan ekonomi yang berpegaruh terhadap ketiga aspek tersebut, yaitu sebagai berikut :
a. Pendidikan
Tingkat pendidikan berpengaruh terhadap banyaknya anak dalam suatu keluarga. Menurut J.Hull, makin tinggi tingkat pendidikan makin rendah jumlah anak dalam suatu keluarga, sebaliknya makin rendah tingkat pendidikan makin banyak jumlah anak dalam suatu keluarga. Di negara – negara maju yang tingkat pendidikannya tinggi, jumlah anak dalam suatu keluaraga antara 1 – 3 orang. Contohnya adalah negara – negara Eropa, Amerika, Jepang. Sebaliknya di negara - negara berkembang yang sebagian besar penduduknya berpendidikan rendah, jumalah anak dalam suatu keluarga lebih banyak. Contohnya Indonesia, India, dan negara – negara Afrika.
b. Kesehatan
Adanya perbaikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat berdampak pada berkurangnya angka kematian.
c. Keluarga berencana
Keikutsertaan penduduk terhadap program pemerintah di bidang keluarga berencana bisa berpengaruh terhadap menurunnya angka kelahiran.
d. Kemiskinan
Kemiskinan penduduk di suatu wilayah dapat mendorong penduduk untuk pindah ke tempat lain mencari kehidupan yang lebih layak. Misalnya penduduk yang melakukan urbanisasi dari desa ke kota. Oleh karena sulitnya mencari mata pencaharian di desa, penduduk pindah ke kota untuk mencari matapencaharian guna memenuhi kebutuhan hidupnya. Selain itu, kemiskinan di eilayah perkotaan juga memperbesar angka kematian karena angka kecukupan gizinya rendah
e. Pendapatan penduduk
Tingkat pendapatan penduduk bisa berpengaruh terhadap bertambahnya jumlah anak dalam suatu keluarga. Penduduk yang mempunyai tingkat pendapatan yang rendah bisa mendorong penambahan jumlah anak dalam suatu keluarga, misalnya dari 2 orang menjadi 3 sampai 4 orang anak. Hal ini disebabkan apabila mereka mempunyai jumlah anak yang banyak, anak tersebut dapat memantu orang tuanya untuk menambah penghasilan.
5. Menyajikan Informasi kependudukan melalui peta.
Informasi kependudukan dapat dikelompokkan dengan membuat peta bertemakan kependudukan seperti peta persebaran penduduk, peta pertumbuhan penduduk, dan sebagainya.
Contohnya adalah Peta Kepadatan Penduduk Kota Surakarta sebagai berikut :
Sumber : Danar Tri Saputro, 2008
Dari peta tersebut dapat diketahui daerah – daerah di Kota Surakarta yang kepadatan penduduknya tinggi dan daerah yang kepadatan penduduknya rendah. Daerah dengan kepadatan penduduk tinggi mayoritas berada di bagian selatan Kota Surakarta karena banyak terdapat industri dan pusat – pusat perdagangan. Selain itu Kota Surakarta bagian selatan merupakan pusat pertumbuhan dengan adanya Kraton dan kantor Walikota yang merupakan pusat pemerintahan. Sedangkan daerah dengan kepadatan penduduk yang rendah berada di bagian utara Kota Surakarta, hal ini disebabkan karena tidak banyak terdapat fasilitas – fasilitas masyarakat, pusat – pusat perdagangan dan industri.
Pertumbuhan penduduk adalah merupakan keseimbangan yang dinamis antara kekuatan – kekuatan yang menambah dan kekuatan – kekuatan yang mengurangi jumlah penduduk. Secara terus menerus penduduk akan dipengaruhi oleh jumlah bayi yang lahir ( menambah jumlah penduduk ), tetapi secara bersamaan pula akan dikurangi oleh jumlah kematian yang terjadi pada semua golongan umur. Sementara itu migrasi juga berperan : ‘imigran’ (pendatang) akan menambah dan ‘emigran’ akan mengurangi jumlah penduduk.
Jadi dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan penduduk diakibatkan oleh 4 komponen yaitu : kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas), in-migration (migrasi masuk) dan out-migration (migrasi keluar). Selisih antara kelahiran dan kematian disebut “reproductive change” (perubahan reproduktif) atau ‘natural increase’ (perubahan alamiah). Selisih antara ‘in-migration’ dengan ‘out-migration’ disebut ‘net migration’ atau migrasi neto. Jadi pertumbuhan penduduk hanya dipengaruhi oleh 2 cara yaitu : melalui perubahan reproduksi dan migrasi neto.
Pertumbuhan penduduk tersebut dapat dinyatakan dengan formula sebagai berikut :
Pt = Po + ( B – D ) + ( Mi – Mo )
Dimana : Po : adalah jumlah penduduk pada waktu terdahulu ( tahun dasar )
Pt : adalah jumlah penduduk pada waktu sesudahnya
B : adalah kelahiran yang terjadi pada jangka waktu antara kedua kejadian tersebut
D : adalah jumlah kematian yang terjadi pada jangka waktu antara kedua kejadian tersebut.
Mo : migrasi keluar pada jangka waktu antara kedua kejadian
Mi : migrasi masuk pada jangka waktu antara kedua kejadian
Kriteria pengukuran tingkat pertumbuhan penduduk adalah sebagai berikut :
· Rendah, apabila tingkat pertumbuhan penduduk kurang dari 1% per tahun
· Sedang, apabila tingkat pertumbuhan penduduk antara 1-2% per tahun
· Tinggi, apabila tingkat pertumbuhan penduduk lebih dari 2% per tahun
2. Persebaran Penduduk
Salah satu masalah kependudukan di Indonesia adalah persebaran penduduk yang tidak merata. Di satu pihak Pulau Jawa yang luasnya 6,75% dari luas Indonesia menampung penduduk 58,7% dari seluruh penduduk Indonesia. Di pihak lain pulau – pulau di luar Jawa yang luasnya 93,25% dari luas Indonesia dengan penduduk hanya 41,3% dari jumlah penduduk Indonesia.
Penyebab tidak meratanya penyebaran penduduk di Indonesia adalah sebagai berikut :
a. Kesuburan tanah
Pulau Jawa umumnya mempunyai tingkat kesuburan tanah yang tinggi yang disebabkan oleh banyaknya gunungapi. Debu hasil letusan gunungapi sangat membantu kesuburan tanah. Oleh karena itu, penduduk banyak terkonsentrasi pada wilayah – wilayah yang subur tersebut. Sebaliknya wilayah di luar Pulau Jawa, seperti Kalimantan, bagian timur Pulau Sumatera, dan bagian selatan Papua, sebagian besar tanahnya mangandung gambut sehingga sulit untuk dijadikan wilayah pertanian
b. Pembangunan industri
Sebagian besar industri dibangun di Pulau jawa. Kondisi ini memancing tenaga kerja untuk datang mencari pekerjaan pada wilayah – wilayah industri
c. Kualitas pendidikan
Sebagian besar sekolah dan perguruan tinggi yang berkualitas berada di Pulau Jawa. Kondisi ini memancing orang untuk mencari perguruan tinggi yang berkualitas
d. Penyebaran dan pengelolaan sumber daya alam yang kurang merata.
Wilayah di luar pulau Jawa memiliki potensi sumber daya alam yang belum dikelola secara baik dan merata. Misalnya, potensi perikanan di Indonesia timur, potensi emas dan batu bara di Indonesia bagian barat, potensi minyak dan gas alam di wilayah Indonesia timur, dan sebagainya. Eksploitasi sumber daya alam di suatu wilayah dapat memancing penduduk untuk pindah ke wilayah tersebut.
Dampak dari penyebaran penduduk yang tidak merata antara lain :
· Masalah perekonomian, seperti pemerataan pendapatan, pemerataan pembangunan, dan pemerataan usaha
· Masalah perindustrian, seperti terkonsentrasinya industri di suatu wilayah tertentu
· Masalah sosial, seperti kemiskinan di daerah yang padat penduduknya
· Masalah ketenagakeraan, seperti terkonsentrasinya tenaga kerja di Pulau Jawa
· Masalah pendidikan, seperti kurangnya kualitas pendidikan di daerah – daerah terpencil
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, diperlukan usaha – usaha dari pemerintah antara lain :
· Mendorong program transmigrasi
· Memperlancar transportasi antar wilayah yang padat penduduknya dengan wilayah yang masih jarang penduduknya, baik transportasi darat, laut, maupun udara
· Pembangunan industri di wilayah – wilayah luar Pulau Jawa yang mempunyai potensi sumber daya alam.
· Meningkatkan kualitas pendidikan di luar Pulau Jawa
3. Cara memperoleh informasi kependudukan
a. Sensus Penduduk
Pengertian sensus penduduk menurut PBB adalah keseluruhan proses pengumpulan, menghitung dan menyusun dan menerbitkan data – data demografi, ekonomi dan sosial yang menyangkut semua orang pada waktu tertentu di suatu negara atau suatu wilayah tertentu.
b. Survei Penduduk
Survei penduduk adalah proses pengumpulan dan penyusunan data kependudukan untuk mendapatkan informasi tertentu yang biasanya berkaitan dengan permasalahan sosial ekonomi, psikologi, dan faktor lain yang memengaruhi aspek demografi secara umum, seperti kelahiran, kematian, dan migrasi. Survei penduduk biasanya menggunakan sampling, baik random sampling, sampling bertingkat, sampling bertahap, sampling cluster, ataupun kombinasinya. Hal ini dilakukam karena adanya berbagai keterbatasan yang ada.
c. Registrasi Penduduk
Registrasi penduduk adalah proses pencatatan peristiwa – peristiwa kependudukan. Data kependudukan yang dicatat atau didaftarkan berupa peristiwa vital atau penting, seperti kelahiran, kematian, dan perkawinan
4. Faktor – faktor yang mempengaruhi fenomena antroposfer
Fenomena antroposfer menyangkut tiga aspek, yaitu kelahiran, kematian, dan migrasi. Maka ada beberapa faktor sosial dan ekonomi yang berpegaruh terhadap ketiga aspek tersebut, yaitu sebagai berikut :
a. Pendidikan
Tingkat pendidikan berpengaruh terhadap banyaknya anak dalam suatu keluarga. Menurut J.Hull, makin tinggi tingkat pendidikan makin rendah jumlah anak dalam suatu keluarga, sebaliknya makin rendah tingkat pendidikan makin banyak jumlah anak dalam suatu keluarga. Di negara – negara maju yang tingkat pendidikannya tinggi, jumlah anak dalam suatu keluaraga antara 1 – 3 orang. Contohnya adalah negara – negara Eropa, Amerika, Jepang. Sebaliknya di negara - negara berkembang yang sebagian besar penduduknya berpendidikan rendah, jumalah anak dalam suatu keluarga lebih banyak. Contohnya Indonesia, India, dan negara – negara Afrika.
b. Kesehatan
Adanya perbaikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat berdampak pada berkurangnya angka kematian.
c. Keluarga berencana
Keikutsertaan penduduk terhadap program pemerintah di bidang keluarga berencana bisa berpengaruh terhadap menurunnya angka kelahiran.
d. Kemiskinan
Kemiskinan penduduk di suatu wilayah dapat mendorong penduduk untuk pindah ke tempat lain mencari kehidupan yang lebih layak. Misalnya penduduk yang melakukan urbanisasi dari desa ke kota. Oleh karena sulitnya mencari mata pencaharian di desa, penduduk pindah ke kota untuk mencari matapencaharian guna memenuhi kebutuhan hidupnya. Selain itu, kemiskinan di eilayah perkotaan juga memperbesar angka kematian karena angka kecukupan gizinya rendah
e. Pendapatan penduduk
Tingkat pendapatan penduduk bisa berpengaruh terhadap bertambahnya jumlah anak dalam suatu keluarga. Penduduk yang mempunyai tingkat pendapatan yang rendah bisa mendorong penambahan jumlah anak dalam suatu keluarga, misalnya dari 2 orang menjadi 3 sampai 4 orang anak. Hal ini disebabkan apabila mereka mempunyai jumlah anak yang banyak, anak tersebut dapat memantu orang tuanya untuk menambah penghasilan.
5. Menyajikan Informasi kependudukan melalui peta.
Informasi kependudukan dapat dikelompokkan dengan membuat peta bertemakan kependudukan seperti peta persebaran penduduk, peta pertumbuhan penduduk, dan sebagainya.
Sumber : Danar Tri Saputro, 2008
Dari peta tersebut dapat diketahui daerah – daerah di Kota Surakarta yang kepadatan penduduknya tinggi dan daerah yang kepadatan penduduknya rendah. Daerah dengan kepadatan penduduk tinggi mayoritas berada di bagian selatan Kota Surakarta karena banyak terdapat industri dan pusat – pusat perdagangan. Selain itu Kota Surakarta bagian selatan merupakan pusat pertumbuhan dengan adanya Kraton dan kantor Walikota yang merupakan pusat pemerintahan. Sedangkan daerah dengan kepadatan penduduk yang rendah berada di bagian utara Kota Surakarta, hal ini disebabkan karena tidak banyak terdapat fasilitas – fasilitas masyarakat, pusat – pusat perdagangan dan industri.
BAB 1
BIOSFER
A. Pengertian Biosfer
Menurut etimologi, biosfer berasal dari kata bio yang berarti hidup dan
sphere yang berarti lapisan. Jadi, biosfer adalah lapisan tempat tinggal
makhluk hidup atau seluruh ruang hidup yang ditempati organisme.
Biosfer merupakan sistem kehidupan paling besar karena terdiri atas
gabungan ekosistem yang ada di bumi. Selain manusia, mahkluk hidup yang
mendiami bumi adalah binatang (fauna) dan tumbuh-tumbuhan (flora). Pada
dasarnya, biosfer terdiri atas tiga lingkungan utama atau biosiklus
(biocycle), yaitu biosiklus darat, biosiklus air tawar (sungai, danau,
atau kolam), dan biosiklus air asin (lautan).
Secara rinci, A. Tansley mengemukakan bahwa ekosistem meliputi komponen-komponen berikut ini.
Komponen biotik (berupa makhluk hidup) terdiri atas:
a. tumbuh-tumbuhan sebagai produsen,
b. binatang sebagai konsumen; meliputi herbivora (pemakan
tumbuh-tumbuhan), carnivora (pemakan daging), omnivora (pemakan
tumbuh-tumbuhan dan daging), dan bakteri dan jamur sebagai pengurai.
2. Komponen abiotik (berupa makluk tak hidup) meliputi iklim,
bahan-bahan anorganik berupa mineral-mineral yang terdapat di dalam
batuan, tanah, air dan udara. Contohnya antara lain Karbon (C), Nitrogen
(N), Karbondioksida (CO2), Air (H2O), Oksigen (O2), protein,
karbohidrat, dan lemak.
B. Faktor-faktor yang mempengaruhi persebaran flora dan fauna
Beberapa faktor yang mempengaruhi keberadan flora dan fauna di muka bumi
diantaranya ialah faktor klimatik (iklim), edafik (tanah, dan biotik
(makhluk hidup).
Faktor-faktor iklim yang berpengaruh terhadap persebaran flora dan fauna yaitu suhu, kelembaban udara, angin, dan curah hujan.
a. Suhu
Sumber panas bagi seluruh permukaan bumi berasal dari radiasi matahari
secara langsung maupun tidak langsung. Radiasi matahari ke bumi
dipancarkan
secara merata, akan tetapi karena perbedaan lintang, derajat keawanan,
ketinggian dan albedo maka suhunya akan berbeda-beda disetiap tempat.
Sehubungan dengan itu biasanya tumbuhan dan hewan beradaptasi terhadap
suhu lingkungan fisiknya, sehingga hanya daerah dengan suhu yang sangat
tinggi dan sangat rendah saja yang tidak dapat didiami oleh makluk hidup
secara permanen. Akibat perbedaan-perbedaan ini beberapa jenis tumbuhan
dan hewan telah berhasil beradaptasi dengan lingkungan tropis yang
lembab, dan lainnya beradaptasi dengan lingkungan dingin dan kering atau
lingkungan panas dan kering.
Bagi tumbuhan yang berkembang di daerah tropis, diperlukan
variasi suhu untuk proses perkembangbiakan, berbunga, berbuah, dan untuk
tumbuh daun-daun baru. Begitu pula tumbuhan didaerah dingin dan kering,
memerlukan pola cuaca yang bervariasi untuk melangsungkan serangkaian
proses regenerasinya.
Berdasarkan faktor suhu, maka kita mengenal dua kelompok vegetasi, yaitu :
1. Kelompok vegetasi annual, yaitu kelompok tumbuhan yang hanya
berkembang pada saat-saat tertentu saja terutama pada musim panas.
Sedangkan dimusim dingin, tumbuhan jenis ini tidur karena berada dibawah
lapisan es yang ketebalannya bervariasi. Umumnya tumbuhan annual adalah
tumbuhan kecil atau bunga-bungaan di daerah beriklim dingin.
2. Kelompok vegetasi perennial, yaitu kelompok tumbuhan yang
mempunyai mekanisme melindungi diri dari suhu yang sangat rendah di
musim dingin secara bergantian, sehingga dapat berkembang terus-menerus.
Kemampuan inilah menyebabkan kelompok vegetasi perennial dapat berumur
lebih dari satu tahun.
b. Kelembaban Udara
Kelembaban udara menunjukkan banyaknya uap air yang terkandung dalam
udara. Zat hara penting akan diserap oleh akar tumbuhan dengan bantuan
air. Air juga sangat berperan dalam reaksi pembentukan bahan organik
bagi tumbuhan. Begitu pula bagi manusia dan hewan, air merupakan
kebutuhan yang sangat penting.
Berdasarkan tingkat adaptasi terhadap kelembaban lingkungannya, dunia tumbuhan dibedakan menjadi empat yaitu :
1. Xerofit, berasal dari kata xero yang artinya kering dan phytos
yang berarti tumbuhan. Jadi xerofit merupakan kelompok tumbuhan yang
dapat beradaptasi dengan lingkungan yang kekurangan air atau kering.
Daerah persebarannya terutama dikawasan gurun ( kawasan arid ).
Contohnya kaktus.
2. Hidrofit, berasal dari kata hydros yang artinya basah atau berair.
Jadi hidrofit adalah kelompok tumbuhan yang khusus beradaptasi pada
lingkungan yang berair atau basah. Ciri khas vegetasi i ni adalah
cenderung mempunyai sistem perakaran yang dangkal, namun daunnya
lebar-lebar dengan ruang renik ( stomata ), mempunyai lapisan-lapisan
kulit luar dan daun-daunnya mengarah kearah datangnya sinar matahari.
Contohnya teratai, enceng gondok, paku-pakuan, selada air, kangkung dan
sebagainya.
3. Mesofit, berasal dari kata meso yang artinya antara atau
pertengahan. Jadi mesofit merupakan kelompok vegetasi yang hidup pada
daerah-daerah lembab tetapi tidak sampai tergenang air. Tumbuhan
kelompok ini banyak terdapat di daerah lintang rendah ( tropis ) dengan
curah hujan yang tinggi dan relatif merata sepanjang tahun, Contohnya
anggrek dan beberapa jenis jamur
4. Tropofit yaitu kelompok tumbuh-tumbuhan yang mampu beradaptasi
pada lingkungan dengan kondisi yang berubah-ubah ( menguntungkan dan
tidak menguntungkan ) . Vegetasi kelompok ini dapat hidup dengan
perubahan musim yang jelas yaitu musim panas dan musim dingin. Pada
umumnya tumbuhan tropofit berupa tumbuhan yang besar-besar, berdaun
lebat dengan cabang-cabang yang banyak dan dikategorikan sebagai belukar
atau pohon-pohon. Berdasarkan ciri tersebut, maka kelompok vegetasi ini
merupakan vegetasi khas daerah tropis.
c. Sinar Matahari
Tumbuh-tumbuhan menggunakan sinar matahari sebagai sumber energi untuk
proses fotosintesis. Energi ini khususnya dipergunakan untuk mengubah
karbondioksida (CO2 ) dan air menjadi glukosa dengan membentuk oksigen (
O2 ) di atmosfer sebagai hasil lainnya. Dengan demikian sinar matahari
yang sampai kepermukaan bumi merupakan sumber energi bagi
tumbuh-tumbuhan dalam rangka melangsungkan kehidupannya.
d. Curah hujan
Air merupakan kebutuhan penting bagi keberlangsungan flora dan fauna.
Bagi lingkungan kehidupan darat, sumber air untuk memenuhi kebutuhan
organisme terutama berasal dari hujan atau bentuk presipatasi lainnya.
Perbedaan curah hujan tiap-tiap wilayah permukaan bumi menghasilkan
karakteristik vegetasi dan juga menyebabkan perbedaan jenis hewan yang
mendiaminya. Hal ini disebabkan tumbuh-tumbuhan merupakan produsen yang
menyediakan sumber makanan bagi hewan.
e. Angin
Bagi tumbuhan angin berfungsi untuk membentuk CO2 dan memindahkan uap
air dan kelembaban dari suatu tempat ke tempat yang lain. Angin juga
sangat berperan dalam proses penyerbukan dan penyebaran biji-bijian yang
akan menjadi tumbuhan baru.
Faktor tanah yang berpengaruh karena tanah sebagai media tumbuh dan
berkembangnya tanaman, tingkat kesuburan tanah berpengaruh terhadap
persebaran tumbuhan.
Faktor tanah disebut pula faktor edafik yang berasal dari kata edapos
yang artinya tanah atau lapangan. Melihat pola persebaran vegetasi
dengan faktor edafik berarti meninjau tanah dari sudut tumbuhan atau
kemampuan meumbuhkan vegetasi. Faktor fisik dan kimiawi tanah yang
mempengaruhi pertumbuhan tanaman abtara lain tekstur, struktur, dan
keasaman tanah.
a. Tekstur tanah
Tekstur tanah adalah perbandingan relatif berbagai partikel tanah
dalam suatu massa tanah terutama perbandingan antara pasir, debu dan
lempung. Tekstur tanah sangat penting dalam kaitannya dengan kapasitas
menampung air dan udara tanah. Tanah dengan proporsi partikel –partikel
yang lebih besar dapat mempunyai tata air yang baik. Tanah yang halus
biasanya memiliki potidak tersebar merata. Selain itu alirannya juga
sangat lambat sehingga tidak menguntungkan bagi tumbuh-tumbuhan.
b. Struktur tanah
Struktur tanah adalah susunan atau pengikatan butir-butir tanah
dan membentuk agregat tanah dalam berbagai kemantapan bentuk dan ukuran.
Struktur tanah menyebabkan perbedaan tingkat kemampuan tanah dalam
meloloskan air ( porositas ) dan besar pori-pori antara butir-butir
tanah ( permeabilitas ). Porositas dan permeabilitas mempengaruhi
penyaluran air, unsur hara dan udara keseluruh bagian tanah.
c. Keasaman tanah
Kesuburan tanah sangat dipengaruhi oleh proses-proses kimia dan
pertukaran unsur kimia antar tumbuhan. Tumbuhan tidak mampu menyerap
unsur-unsur hara tanpa diubah dalam bentuk cairan. Jika keasaman tanah
berkurang sampai beberapa tingkat, maka air akan mempunyai kemampuan
yang kecil dalam menahan mineral-mineral untuk diubah menjadi
unsur-unsur hara. Akibatnya sekalipun unsur-unsur hara ada di dalam
tanah tumbuhan tidak mungkin hidup dengan baik disana.
Faktor topografi
Faktor topografi meliputi ketinggian dan kemiringan lahan. Ketinggian
suatu tempat erat kaitannya dengan perbedaan suhu yang akhirnya
menyebabkan pula perbedaan kelengasan udara. Diantara daerah yang
mempunyai ketinggian yang berbeda, akan ditumbuhi oleh vegetasi yang
jenisnya berbeda pula karena vegetasi tumbuhan maupun hewan mempunyai
tingkat adaptasi yang berlainan. Oleh sebab itu kita mengenal
jenis-jenis tumbuhan dan hewan yang khas untuk daerah-daerah dengan
ketinggian tertentu.
Faktor topografi yang lain adalah kemiringan permukaan tanah. Permukaan
tanah yang miring menyebabkan air cepat menyusuri lereng. Semakin terjal
permukaan semakin besar kekuatan air mengikis permukaan tanah yang
subur, sehingga ketebalan tanah menjadi berkurang. Biasanya tanah yang
miring setiap unitnya mempunyai jumlah flora dan fauna lebih sedikit
dari pada tanah yang relatif rata. Hal ini disebabkan oleh cadangan air
cepat hilang karena bergerak kebawah secara cepat.
C. Persebaran Flora di Dunia
Ø Lingkungan kehidupan laut ( biocycle laut )
Perkembangan kehidupan vegetasi pada perairan laut terutama terdapat
pada zona dekat pantai yang masih dapat ditembus sinar matahari.
Meskipun air laut bersifat transparan , sinar matahari hanya dapat
mencapai kedalaman beberapa puluh meter saja. Penyinaran ini masih pula
dipengaruhi oleh kejernihan air laut dan letak laut. Seperti pada
tumbuhan didaratan, vegetasi dilaut juga membutuhkan energi dari
matahari untuk menghasilkan makanan melalui proses fotosintesis. Oleh
sebab itu pada laut dalam tidak ditemukan vegetasi yang hidup permanen
karena lautnya dingin dan gelap. Jika ditemukan tumbuhan-tumbuhan pada
wilayah laut dalam tersebut disebabkan oleh aktivitas arus laut yang
mengangkutnya ke lokasi lain.
Di dasar laut dangkal banyak terdapat fitoplanton atau tumbuhan kecil
yang melayang-layang. Flora yang tumbuh didasar laut antara lain
bermacam-macam ganggang, rumput laut, dan lain-lain. Pada zona litoral
dan neritis tumbuh vegetasi khas pantai misalnya hutan mangrove yang
meliputi bakau, perdu, liana, efipit, dan parasit.. Vegetasi air asin
sangat tampak pada zona litoral dan sebagian zona nertitis karena
vegetasinya besar-besar dan banyak jumlahnya.
Ø Lingkungan kehidupan air tawar ( biocycle air tawar )
Lingkungan kehidupan air tawar meliputi danau, sungai, kolam, payau,
rawa dan bentuk-bentuk perairan darat lainnya. Vegetasi yang banyak
berkembang di lingkungan seperti ini diantaranya tenceeratai, paku air,
enceng gondok, talas air, pandan, selada, kangkung dan berbagai vegetasi
perairan tawar lainnya. Pada perairan darat juga berkembang vegetasi
tingkat rendah misalnya ganggang dan lumut.
Ø Lingkungan kehidupan darat ( biocycle darat )
Lingkungan kehidupan darat meliputi daerah yang sangat luas dan sangat
bervariasi jenisnya. Biocycle darat terbentang di daerah sekitar
khatulistiwa sampai ke daerah kutub utara dan kutub selatan. Lingkungan
vegetasi ini berbatasan langsung dengan ;lingkungan kehidupan perairan
darat dan lingkungan kehidupan perairan laut.
Sehubungan dengan variasi yang sangat beragam ini maka lingungan
vegetasi daratan dibedakan menjadi beberapa bagian yang disebut biochore
atau sub lingkungan ( bioma ). Pembagian ini didasarkan pada corak
vegetasi utama akibat iklim yang khas pada wilayah-wilayah tersebut.
Biocycle daratan terdiri dari hutan, padang rumput dan gurun.
Berikut ini sebaran hutan, padang rumput, dan gurun yang akan dibahas
lebih lanjut.
v Hutan
Hutan Hujan Tropis
Tersebar di wilayah sekitar ekuator antara lintang 10ºLU – 10°LS, curah
hujan antara 200 – 400 cm per tahun, dengan ciri vegetasinya berupa
hutan belantara dengan tumbuhan heterogen, tingkat kerapatan tinggi,
dengan wilayah persebaran di Indonesia, dataran rendah Amazon (Brazil),
Amerika Tengah, wilayah Afrika sekitar katulistiwa, dan Pulau
Madagaskar.
Hutan Musim
Terdapat di daerah-daerah yang memiliki pergantian musim kemarau dan
penghujan sangat jelas, musim kemarau lebih panjang dengan curah hujan
antara 100 – 200 cm per tahun. Pada musim kemarau vegetasinya
menggugurkan daun (meranggas), tersebar di India, Asia Tenggara, Afrika,
Amerika Tengah, dan Amerika Selatan.
Hutan Konifer (Hutan berdaunjarum)
Terdapat di daerah lintang tinggi mendekati kawasan lingkaran kutub,
seperti Kanada bagian utara, Eropa Utara, Asia Utara sekitar Siberia,
dan pegunungan tinggi di kawasan tropis.
Sabana
Padang rumput yang diselingi semak belukar, banyak dijumpai di Afrika,
India, Australia, Amerika Selatan, dan sekitar Bali dan Nusa Tenggara
Barat.
Stepa (Prairi)
Padang rumput yang luas tanpa diselingi semak belukar, terdapat di
daerah peralihan antara iklim basah dan iklim kering, tersebar di Rusia
antara Eropa Barat sampai Asia Timur, Argentina, dan Amerika Selatan.
Tundra
Padang rumput yang terletak di wilayah-wilayah lintang tinggi yang
berbatasan dengan kutub dan mampu bertahan terhadap suhu udara dingin.
Gurun (padang pasir)
Kawasan iklim kering yang ditandai rata-rata jumlah curah hujan tahunan
lebih kecil, terletak di sekitar lintang 30° – 35°, terdapat di Asia,
Afrika, Amerika, dan Australia.
D. Persebaran Fauna di Dunia
Menurut Alfred Russel Wallace, secara umum wilayah persebaran fauna di
permukaan bumi dikelompokan ke dalam enam region, yaitu sebagai berikut:
Paleartik, meliputi wilayah-wilayah di Benua Eropa, Uni Soviet, Jepang,
Laut Mediteran, dan Afrika bagian paling utara. Contoh fauna: panda,
unta, rusa, dan beruang kutub.
Ethiopian(Afrotropical), meliputi seluruh Benua Afrika (kecuali bagian
utara) dan Pulau Madagaskar. Contoh fauna: gajah Afrika, badak bercula
dua, kuda nil, gorilla, zebra, jerapah, singa, dan reptil.
Oriental, meliputi wilayah Asia Selatan dan Asia Tenggara. Contoh fauna: orang utan, banteng, harimau, gajah, dan reptile.
Australian, meliputi wilayah-wilayah Benua Australia, Selandia Baru, dan
Pulau Papua. Contoh fauna: hewan berkantung seperti kanguru, kuskus,
wallaby, burung cendrawasih, kasuari, kakatua, dan kiwi.
Neartik, meliputi wilayah Amerika Utara (AS dan Kanada), Greenland,
sampai bagian tengah Meksiko. Contoh fauna: bison, caribouw, salamander,
ayam kalkun, dan kura-kura.
Neotropik, meliputi Meksiko bagian bagian selatan, Amerika Tengah, dan
Amerika Selatan. Contoh fauna: ikan piranha, belut listrik, Lama, ular
anaconda, dan kera.
E. Persebaran Flora di Indonesia
Wilayah flora di Indonesia terdiri atas empat subwilayah, yaitu:
Flora Sumatera – Kalimantan
Keadaan flora pada wilayah ini di dominasi hutan hujan tropis, yaitu
hutan yang tumbuh di daerah yang mempunyai curah hujan, suhu, dan
kelembaban udara yang tinggi, dan banyak mendapat sinar matahari,
pohonnya tumbuh rapat dan lebat, spesiesnya banyak dan beranekaragam,
selalu hijau, pohonnya besar dan tinggi. Di daerah pantai Sumatera dan
Kalimantan terdapat hutan bakau yang berfungsi menjaga ekosistem pantai,
dan mencegah terjadinya erosi pantai.
Flora Jawa – Bali
Keadaan flora Jawa – Bali dikelompokkan menjadi: hutan hujan tropik (di
Taman Nasional Cibodas dan Gunung Halimun), hutan muson tropik (hutan
jati), sabana tropik(di Jawa Timur dan Bali) , dan hutan bakau (di
pantura Jawa).
Flora kepulauan Wallacea
Wilayahnya meliputi Indonesia bagian tengah yaitu pulau Sulawesi,
kepulauan Nusa Tenggara, dan kepulauan Maluku. Iklimnya lebih kering
sehingga di dominasi vegetasi sabana, hutan pegunungan di Sulawesi,
hutan campuran di wilayah Maluku dengan jenis rempah-rempah (seperti
Pala, Cengkeh, Kayu Manis).
Flora Papua
Flora di wilayah ini di dominasi hutan hujan tropis dengan flora khas
yaitu Eucaliptus, sedangkan di daerah pantai banyak dijumpai Mangrove.
F. Persebaran Fauna di Indonesia
Fauna Asiatis (Fauna Indonesia Barat)
Terletak di wilayah Sumatera, Kalimantan, Jawa dan Bali, dibatasi oleh
Garis Wallace yang membentang antara Selat Lombok dan Selat Makassar.
Fauna Australis (Fauna Indonesia Timur)
Terletak di pulau Papua dan sekitarnya, dibatasi oleh Garis Weber yang
terbentang antara Laut Tmor, Laut Seram, dan Laut Halmahera.
Fauna Peralihan (Fauna Indonesia Tengah)
Meliputi di wilayah, Sulawesi, Nusa Tenggara, dan kepulauan Maluku.
Letaknya diantara Garis Wallace dan Garis Weber. Fauna endemik adalah
anoa, babirusa, burung maleo, dan komodo.
F. Kondisi lingkungan yang mempengaruhi.
1. Pengahalang Geografi
Penghalang geografi adalah keadaan fisik lapangan dan faktor
geografi lainnya yang menghalangi aliran gen antarpopulasi. Penghalang
geografi merupakan penghalang dalam bentuk kondisi muka bumi, seperti
gunung, padang pasir, dan laut. Penghalang jenis ini sangat menentukan
persebaran organisme dimuka bumi. Penghalang geografi merupakan hasil
aktivitas alam berupa pegunungan ataupun pemisahan permukaan bumi. Hasil
proses alami ini berupa benua yang dibatasi oleh lautan, gunung, gurun,
dan faktor alam lainnya. Adanya batas-batas tersebut menghalangi
interaksi antarorganisme. Pada mulanya kelompok organisme diperkirakan
hanya menghuni satu tempat, akibat sifat organisme yang aktif dan selalu
berusaha mencari kondisi lingkungan yang terbaik untuk proses hidupnya,
kelompok organisme tersebut menyebar keberbagai tempat yang memiliki
kondisi lingkungan yang berbeda. Persebaran organisme ini akan terhenti
begitu berhadapan dengan penghalang geografi. Selain itu persebaran
organisme dapat berhenti akibat terbatasnya kemampuan struktur ataupun
fungsi organisme tersebut seperti kemampuan terbang, berenang ataupun
berlari. Ditempat baru organisme melakukan adaptasi dan modifikasi
sehingga menjadi organisme yang berbeda dengan asalnya. Berdasarkan
penjelasan ini , terlihat bahwa pengfhalang geografi merupakan faktor
penting dalam persebaran organisme di muka bumi.
Penghalang Reproduksi
Penghalang reproduksi merupakan penghalang dalam bentuk tidak
terjadinya interhibridasi ( perkawinan ) di antara organisme yang
menghuni satu daerah biogeografi dengan daerah biogeografi lainnya.
Tidak terjadinya interhibridasi ini akibat adanya penghalang geografi.
Dengan demikian penghalang geografi dapat menyebabkan munculnya
penghalang reproduksi. Penghalang reproduksi ini menyebabkan terjadinya
isolasi reproduksi yang megakibatkan semakin berbedanya organisme
tersebut dengan organisme asalnya.
Penghalang Endemis
Penghalang endemis merupakan penghalang dalam bentuk kekhasan
organisme akibat menghuni daerah khas pula. Kekhasan ini terjadi akibat
adanya penhalang reproduksi yang mencegah terjadinya interhibridasi
dengan organisme lain diluar wilayah biogeografi tersebut. Penghalang
reproduksi sendiri merupakan akibat dari adanya penghalang geografi.
Dengan demikian dapat ditarik hubungan bahwa penghalang geografi
menyebabkan penghalang reproduksi menghalangi juga terjadinya
oenghalang endemis. Penghalang endemis ini menyebabkan proses endemis
organisme semakin khas oraganisme tersebut dan semakin berbeda jauh
dengan organisme asalnya.
Dampak Kerusakan Flora dan Fauna Terhadap Kehidupan
A. Kerusakan Flora, Fauna dan dampaknya.
Dalam siklus kehidupan baik hewan maupun tumbuhan selalu
terjadi evolusi, seleksi alam, dan adaptasi. Evolusi adalah perubahaan
makluk hidup secara perlahan-lahan dari sederhana ke bentuk yang lebih
sempurna dalam jangka waktu yang sangat lama. Jadi makluk hidup selalu
mengalami perubahaan sehingga timbul spesies baru. Perlu diketahui bahwa
tumbuhan dan hewan berasal dari makluk hidup masa lampau yang telah
mengalami perubahaan dalam waktu yang sangat lama.
Seleksi alam adalah penyaringan suatu lingkungan hidup
sehingga hanya makluk hidup tertentu yang dapat bertahan dan mampu
menyesuaikan diri dengan lingkungan hidup yang baru. Makluk hidup yang
tidak mampu bertahan dan menyesuaikan dengan lingkungan yang telah
berubah akan mati atau pindah kelingkungan lain. Dengan adanya seleksi
alam ini, banyak hewan dan tumbuhan yang dulu hidup, sekarang telah
punah karena tidak mampu untuk survival menyesuaikan dengan lingkungan
atau habitat yang ada.
Contoh kerusakan flora dan fauna yang terjadi di Indonesia akibat kegiatan manusia, misalnya :
1. Hutan menjadi gundul.
Dalam prakteknya tebang pilih juga mengorbankan pohon lain yang
tertimpa sehingga banyak pohon kecil yang mati. Apabila penebangan
dilakukan secara serampangan maka akan menghabiskan pohon-pohon dihutan.
2. Tanah Longsor.
Akar-akar pohon di hutan berfungsi sebagai penahan tanah agar
tidak tererosi dan longsor. Karena pohon sudah mati maka fungsi tersebut
juga tidak dapat berlangsung.
3. Banjir.
Pohon-pohon di hutan dapat berfungsi sebagai penahan air hujan
sehingga air meresap kedalam tanah. Namun, karena fungsi hutan berubah
maka akar tidak mampu lagi menahan air akibatnya di dahilir atau di
daerah yang lebih rendah akan banjir.
4. Rusaknya hutan habitat hewan dan makluk hidup lain.
Rusaknya hutan berarti rusaknya tempat hidup hewan. Oleh
karena itu. Kelestarian hewan di hutan juga terancam, begitu juga dengan
makluk hidup lainnya.
Faktor-faktor yang menyebabkan kemusnahan fauna adalah sebagai berikut.
1. Faktor kematian merupakan faktor yang langsung mematikan atau
mengurangi populasi. Misalnya pemangsaan, perburuan, penyakit, kelaparan
dan kecelakaan.
2. Faktor kesejahteraan merupakan faktor yang menyangkut kuantitas
dan kualitas lingkungan hidup fauna. Misalnya makanan, air dan tempat
hidup.
3. Faktor manusia merupakan kegiatan-kegiatan manusia yang dapat
mempengaruhi kuantitas dan kualitas makanan, air dan tempat hidup.
Mengapa kita perlu melkakukan perlindungan terhadap fauna ? Hewan
merupakan bagian penting dari suatu ekosistim yaitu sebagai konsumen.
Hilangnya salah satu komponen dalam ekosistim dapat menyebabkan
ekosistim tidak seimbang sehingga dapat berdampak negatif. Untuk menjaga
agar keseimbangan alamnya tidak terganggu maka terus diusahakan agar
tidak ada komponen alam yang mengalami kepunahan, baik hewan maupun
tumbuhan.
B. Pelestarian Flora dan Fauna
Untuk menjaga kelestarian gen tumbuhan atau hewan perlu dilakukan usaha antara lain sebagai berikut:
Diadakan daerah yang dilindungi, seperti cagar alam, hutan lindung, dan suaka margasatwa.
Diadakan daerah penyangga, daerah antara lahan pertanian dan permukiman penduduk dengan daerah cagar alam.
Pengembangan daerah yang dilindungi seperti untuk penelitian, pendidikan, dan pariwisata.
Mendirikan kawasan kebun raya dan kebun binatang yang dijadikan koleksi
hidup, misalnya Kebun Raya Bogor dan Taman Safari Indonesia.
Diadakan bank gen, yaitu menyimpan dan menjaga suatu gen agar tetap baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar